Lupa Status
SATUHARAPAN.COM Peristiwa ini terjadi ketika saya kuliah dan kos di Depok, Jawa Barat. Kebetulan ajudan Kapolres Depok menempati deretan kamar paling ujung di kos kami. Mas Yanto.
Suatu pagi kami semua terbangun karena teriakan Mas Yanto. Seseorang telah masuk ke halaman kos kami dan mencuri baju, celana, dan jaketnya yang dijemur di teras. Mengetahui maling masuk tempat kos, bukan hanya dia, kami semua pun ikut panik.
Panggil polisi, Ted! Telepon polisi!
Saya dan beberapa kawan tertegun heran. Masing-masing tampak mengerutkan kening, berpikir sambil melirik ke arah Mas Yanto.
Bukannya Mas Yanto, ajudan kapolres? kata saya heran.
Kini giliran Mas Yanto yang terhenyak. Tidak terlalu lama, ia pun tersadar. Dengan nyengir malu, Mas Yanto balik kanan, ngeloyor lunglai sambil menggaruk-garuk rambut cepaknya, sembari bergumam, Hehehe... iya juga ya kok saya lupa.
Terkadang sebagai anak-anak Allah, kita juga lupa status. Status istimewa itu lenyap, tertelan hiruk-pikuk teriakan kekhawatiran dunia. Hingga membuat kita putus asa, merasa diri sebagai yatim-piatu, dan tak tahu harus berbuat apa.
Tak beda dengan anak rajawali, yang menetas di antara anak-anak ayam. Tertipu keadaan, dia mengayamkan status rajawalinya.
Editor: ymindrasmoro
Email: inspirasi@satuharapan.com
Dampak Childfree Pada Wanita
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Praktisi Kesehatan Masyarakat dr. Ngabila Salama membeberkan sejumlah dam...