Lurah Susan Jasmine: Saya Diterima dengan Baik
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Susan Jasmine Zulkifli, yang semula bertugas sebagai lurah di Kelurahan Lenteng Agung, Jakarta Selatan, mulai 2 Januari lalu dipindahtugaskan ke Kelurahan Gondangdia, Menteng, Jakarta Pusat. Dalam masa transisi perpindahannya, Lurah Susan mengaku mendapat penerimaan yang baik oleh masyarakat sekitar.
“Saya diterima di Gondangdia dengan baik. Dan saya sangat senang, malah kadang-kadang satu hari ada acara dalam jam yang sama. Maunya masyarakat harus lurah yang datang, nggak mau diwakili. Jadi saya harus pintar bagi waktu,” ujar Lurah Susan saat ditemui satuharapan.com di Kantor Kelurahan Gondangdia pada Jumat (30/1) sore.
Lurah Susan juga merasakan perbedaan yang cukup signifikan. Masyarakat di Gondangdia yang dia layani rata-rata masuk dalam kelas ekonomi menengah ke atas. Pasalnya, dari data yang ia dapat, warga yang mengurus Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM) hingga saat ini hanya 32 orang.
Awalnya, kata Lurah Susan, ia sempat ragu-ragu dan canggung memimpin 4.999 warga di kelurahan yang masuk dalam wilayah strategis yang melingkupi pusat pemerintahan tersebut. Namun, setelah terjun dan bertemu masyarakat langsung, keraguannya langsung hilang.
“Saya bisa berkoordinasi langsung dengan RW dan RT, yang walaupun dari kalangan atas tapi masih mau peduli dengan lingkungan. Saya salut dengan mereka,” ujar dia.
Kegiatan Sosial
Tak ingin meninggalkan kebiasaannya di Lenteng Agung, di kelurahan yang baru pun Susan telah merancang program kegiatan sosial.
Lurah Susan memiliki program bakti sosial. Rencananya, ia akan bekerja sama dengan Kopassus untuk memberikan bantuan langsung kepada warga miskin di Gondangdia.
“Untuk kegiatan sosial nanti saya ada rencana kerja sama dengan Kopassus yang kemarin membantu saya. Itu kompleks polisi. Di situ warga saya banyak yang aktif dalam kegiatan PKK, Posyandu, yang berhubungan dengan kelurahan,” Susan menjelaskan.
Dulu Ditolak
Susan adalah lurah hasil lelang jabatan yang oleh Joko Widodo (ketika masih menjabat Gubernur DKI Jakarta) ditugaskan di Kelurahan Lenteng Agung. Awalnya kehadiran Lurah ini ditentang oleh beberapa warga karena faktor agama dan gender. Beberapa pihak mendesak Lurah Susan untuk mundur, namun dia tidak menyerah.
“Beri saya kesempatan,” kata dia kepada satuharapan.com beberapa waktu lalu.
Kehadiran Susan sebagai Lurah Lenteng Agung pun sempat menimbulkan aksi massa. Susan beberapa kali didemo massa karena persoalan perbedaan keyakinannya dengan mayoritas warga di Lenteng Agung.
Massa meminta Joko Widodo yang pada waktu itu masih menjabat sebagai Gubernur DKI dan Basuki Tjahaja Purnama sebagai Wakil Gubernur untuk memindahkannya ke kelurahan lain.
Mereka juga menggelar aksi tanda tangan dengan membentangkan kain putih sepanjang 50 meter sebagai bukti penolakan warga terhadap Lurah Susan. Massa juga membawa bendera kuning dalam aksi mereka, sebagai simbolisasi matinya hati nurani Pemprov yang tidak mendengarkan tuntutan warga Lenteng Agung.
Seiring berjalannya waktu, Lurah Susan mampu membuktikan kinerjanya dengan memperhatikan apa yang dibutuhkan warganya, mau turun langsung untuk membantu korban banjir Januari lalu, dan terus mengupayakan keteraturan dan kebersihan wilayah Lenteng Agung.
Editor : Sotyati
Prasasti Batu Tertua Bertuliskan Sepuluh Perintah Tuhan Terj...
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Prasasti batu tertua yang diketahui yang bertuliskan Sepuluh Perintah Tuha...