Maafkan Kami, Marty!
SATUHARAPAN.COM - Seorang anak laki-laki berbaju baru duduk tersedu di halaman parkir gereja. Hari itu adalah hari pernikahan ibunya. Namun, dia menolak semua bujukan handai taulannya untuk masuk ke dalam gedung gereja.
Marty, anak laki-laki yang berumur delapan tahun itu, tinggal bersama ibunya. Ayah kandungnya telah lama melupakannya. Setelah beberapa tahun Sang Ibu memutuskan untuk menikah lagi dengan seorang pria, yang beberapa bulan terakhir rajin berkunjung ke rumah mereka. Namun, beberapa hari sebelum hari pernikahan itu, tanpa sengaja Marty mendengar percakapan Sang Ibu dengan beberapa sahabatnya.
Ketika Sang Ibu menanyakan apakah sahabat-sahabatnya itu mau mengambil Marty sebagai anak karena calon suaminya ternyata tak mau merawat Marty, mereka tak segera menyanggupi. Dengan penuh luka, Marty pun mendatangi mereka dan berkata "Tante, tidak mau ambil Marty?" Mereka semua hanya bisa ternganga mendengarkan pertanyaannya. Orang-orang dewasa itu telah menolaknya.
Pada hari pernikahan itu tak seorang pun bisa membujuknya masuk gedung gereja untuk beribadah. Sang Kakek pun akhirnya mengalah dan duduk menemaninya. "Maafkan kami, Marty!" Mungkin itulah kalimat yang keluar dalam batin orang-orang dewasa yang memahami persoalannya. Justru di hari pernikahan yang seharusnya membahagiakan, seorang anak laki-laki kecil terluka. Waspadalah dengan kata yang kita ucapkan. Terlebih jika kita bercakap-cakap dengan anak kecil atau bercakap mengenai dirinya. Sebab hati seorang anak memiliki kepekaan yang sering kali tak diduga orang dewasa. Di atas semuanya itu, seorang anak tetap mendamba kasih sayang, apa pun keadaan orang tuanya! email: inspirasi@satuharapan.com
Stray Kids Posisi Pertama Billboard dengan Enam Lagu
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Grup idola asal Korea Selatan Stray Kids berhasil menjadi artis pertama d...