Maarif Institute: Rendahnya Elektabilitas Parpol Islam Tak Lantas Menurunkan Posisi Penting Islam dalam Politik
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Setiap lima tahun sekali bangsa Indonesia melaksanakan hajat politik besar, yakni pemilihan umum legislatif dan eksekutif. Rendahnya elektabilitas partai Islam berdasarkan berbagai survei, tidak lantas menurunkan posisi penting Islam dalam peta politik Indonesia.
Hal tersebut tampak masih banyaknya dukungan partai nasionalis parlemen terhadap undang-undang yang menjadi aspirasi umat Islam seperti UU Sisdiknas Tahun 2003, UU Antipornografi, RUU Zakat, dan sebagainya.
Itulah yang mendasari peluncuran Jurnal Maarif sekaligus diskusi publik mengenai masa depan politik Islam di Indonesia. Acara berlangsung aula FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, di Ciputat, Tangerang Selatan pada Selasa pagi (17/12) ini. Dalam siaran pers dijelaskan, pascareformasi, persaingan yang terus terjadi antara kelompok Islam politik (Islam formalis) dan politik Islam (Islam substantif) berjalan dinamis.
Kelompok Islam formalis hingga kini getol memperjuangkan penerapan syariat Islam secara formal dalam konstitusi Indonesia. Kelompok itu biasanya berbentuk organisasi masyarakat (ormas) seperti MMI, HTI, dan Tarbiyah, bisa juga berbentuk partai seperti PPP dan PBB.
Pada sisi lain, Islam substantif cenderung menyerukan pemahaman dan aspirasi politik Islam. Kelompok ini direpresentasikan oleh organisasi seperti Muhammadiyah dan NU, serta partai berbasis Islam seperti PKB dan PAN.
Dikatakan bahwa berbagai survei terakhir menunjukkan suara partai Islam diperkirakan akan merosot. Bahkan, dalam pemilu kemungkinan besar beberapa partai Islam tidak lolos ambang batas suara (electoral threshold).
Menurut Burhanuddin Muhtadi, pengajar FISIP UIN Jakarta, sekaligus Direktur Indikator Politik Indonesia, hal itu dikarenakan performa partai Islam semakin hari semakin memudar, akibat konflik internal seperti korupsi para pemimpinnya, bahkan kekaburan visi misi dari partai Islam dibandingkan partai nasional lainnya. Pada survei terakhir pun disebutkan tidak ada pemimpin partai Islam yang populer secara elektabilitas.
Jelang pemilu tahun 2014 mendatang, ekspresi politik Islam tidak tunggal. Dinamika politik Islam terus bergulat memperjuangkan agenda politiknya. Temuan riset terbaru terkait dengan Islam politik dan politik Islam tersebut yang mendasari terbitnya Jurnal Maarif Vol 8 No 2 Desember 2013 tentang Ekspresi Politik Islam.
Editor : Sotyati
Laporan Ungkap Hari-hari Terakhir Bashar al Assad sebagai Pr...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Presiden terguling Suriah, Bashar al Assad, berada di Moskow untuk menghad...