Maha Mamo Bertekad Berjuang untuk Orang-orang Tanpa Kewarganegaraan
SATUHARAPAN.COM – “Saya tidak memiliki dokumen yang menyatakan siapa saya, jadi saya mulai mencari jawaban, yang akan membantu memahami definisi sebenarnya dari kondisi saya sebagai orang tanpa negara,” kata Maha Mamo, dalam wawancara video yang diterbitkan oleh Biro Komunikasi Dewan Gereja Dunia (World Council of Churches/WCC), dan dilansir situs oikoumene.org, pada 15 November lalu.
Maha Mamo tidak bernegara. Kedua orang tuanya warga Suriah, tetapi karena ibunya Muslim dan ayahnya Kristen, pernikahan mereka tidak diakui oleh pihak berwenang Suriah. Di Suriah, Anda tidak diberi kewarganegaraan jika pernikahan orang tua tidak diakui secara resmi.
Orang tanpa kewarganegaraan adalah individu yang tidak diakui sebagai warga negara oleh negara mana pun di dunia. Akibatnya, ditolak hak asasi manusia mereka.
Maha berbagi pengalaman hidupnya sehari-hari sebagai orang tanpa kewarganegaraan, dan bagaimana perjuangannya untuk mendapatkan kewarganegaraan membawanya untuk bergabung dengan kerja advokasi untuk hak-hak orang tanpa kewarganegaraan di seluruh dunia. Ia bertekad terus berjuang bagi orang-orang tanpa kewarganegaraan.
Maha Mamo melakukan wawancara, yang direkam pada 4 Oktober 2018, di markas WCC di Jenewa, Swiss, sebelum mengalami upacara kejutan di kantor Perserikatan Bangsa-Bangsa, tempat ia menerima kewarganegaraan Brasil.
Sidang Majelis ke-10 WCC pada 2013 menyerukan kepada keluarga ekumenis untuk bergabung dan berjalan bersama dalam Ziarah Keadilan dan Perdamaian, membawa mereka yang masih terpinggirkan untuk berjalan bersama. Sebagai bagian dari proses itu, WCC meningkatkan upayanya untuk mengadvokasi hak-hak kelompok yang paling rentan di masyarakat, termasuk orang-orang tanpa kewarganegaraan.
Kewarganegaraan Brasil, Pertama Kali dalam Sejarah
Pedro Rafael Vilela dalam agenciabrasil.ebc.com.br menulis, untuk pertama kalinya dalam sejarah Pemerintah Brasil memberikan kewarganegaraan kepada individu tanpa kewarganegaraan. Maha Mamo dan saudara perempuannya, Souad Mamo, adalah orang Brasil yang dinaturalisasi di Jenewa, Swiss, pada pertemuan Komisi Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR).
Dokumen yang membuat keputusan resmi itu disampaikan oleh Bernardo Lafarté, koordinator jenderal Komite Nasional untuk Pengungsi, dan Duta Besar Maria Nazareth Farani Azevêdo, wakil tetap Brasil di PBB.
Pada bulan Juni lalu, dua perempuan bersaudara itu memiliki status tanpa kewarganegaraan yang dikonfirmasi oleh Pemerintah Brasil, sebagai bagian dari kasus pertama di bawah Undang-Undang Migrasi Baru Brasil, yang mulai berlaku tahun lalu. Sebelum perubahan, istilah “tanpa negara” tidak ada dalam hukum Brasil.
Menteri Kehakiman Brasil Torquato Jardim menggambarkan langkah itu sebagai momen bersejarah bagi negara itu. “Dengan memberikan kewarganegaraan Brasil kepada Maha dan Souad, Brasil menggarisbawahi tradisi untuk melindungi orang-orang yang rentan dan kurang terlayani, dan memberikan contoh kepada dunia peran apa yang akan selalu menjadi komitmen negara dalam pemberantasan statelessness,” katanya selama upacara.
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...