Mahasiswa Adven Papua Nugini Raih Penghargaan Ratu Inggris
LONDON, SATUHARAPAN.COM - Ratu Elizabeth II menganugerahi seorang mahasiswa Adven dari Papua Nugini penghargaan Commonwealth Pacific Young Person of the Year atas upayanya memberikan beasiswa kepada belasan remaja di desa-desa terpencil di negaranya.
Bal Kama, seorang mahasiswa doktoral di Universitas Negeri Australia jurusan hukum (Australian National University College of Law) dan anggota jemaat Gereja Adven Nasional Canberra, diumumkan sebagai pemenang Commonwealth Youth Awards untuk keberhasilan dalam pengembangan karya. Pemberian penghargaan dilakukan pada sebuah upacara di London, bulan lalu.
"Ini adalah kehormatan besar untuk menerima penghargaan ini dari Sekretariat Commonwealth," kata Kama dalam sebuah pernyataan universitas. "Saya juga ingin mengakui banyak pemuda lainnya di Pasifik yang juga memulai perubahan positif dalam masyarakat yang kurang beruntung tapi tangguh."
Penghargaan tahunan ini diberikan kepada mereka yang berusia di bawah 30 tahun yang telah memberikan kontribusi signifikan terhadap perkembangan masyarakat. Ada sekitar 300 nominasi dari seluruh Commonwealth, sebuah asosiasi dari 53 negara yang sebagian besar bekas koloni Inggris. Commonwealth dihuni lebih dari 2,2 miliar penduduk.
Bal, salah satu dari empat finalis dari wilayah Pasifik, dinominasikan atas upayanya mendirikan Kama Scholars Foundation. Ini adalah sebuah organisasi non pemerintah yang telah memberikan 57 beasiswa kepada siswa SMA yang kurang beruntung di provinsi Simbu, Papua Nugini, dalam tiga tahun terakhir.
"Kami sendiri, saya, dan anggota yayasan, menghadapi tantangan yang umumnya muncul di daerah terpencil," Kama mengatakan kepada South Pacific Advent Record. "Beasiswa ini memungkinkan dan memberdayakan penerima, dan membuat mereka merasa mereka dihargai."
Beasiswa diperuntukkan kepada remaja yang dianggap unggul dalam tiga bidang: kepemimpinan, akademi, dan disiplin. Kama mengatakan 75 persen sampai 80 persen dari beasiswa diberikan untuk anak perempuan.
“Ada perubahan dalam motivasi dan nilai-nilai, seperti keluarga yang mendorong anak-anaknya sekarang,” katanya.
Yayasan ini juga menyediakan sumber daya untuk sekolah dan telah membantu beberapa pengajaran kelas komputer untuk pertama kalinya.
Yayasan ini juga mengadakan kegiatan pelayanan kesehatan, yang memberi penyadaran tentang kepedulian pada kesehatan dalam kebersihan dan gaya hidup, dan memberdayakan para pemuda yang kurang beruntung meninggalkan narkoba, kejahatan, dan tantangan sosial lainnya, kata universitas.
Mahasiswa kedokteran Australia telah membayar dengan cara mereka sendiri untuk ikut melakukan perjalanan ke desa-desa terpencil membantu Kama Scholars Foundation. Mereka bermitra dengan para pekerja medis setempat dalam memberikan bantuan medis dan saran, terutama di bidang kesehatan wanita yang mana merupakan hal tabu di beberapa daerah tersebut.
Tujuan jangka panjang dari yayasan adalah untuk membangun sebuah pusat pembelajaran bagi penyandang cacat di Provinsi Simbu.
Provinsi ini juga telah menerima bantuan dari Gereja Nasional Kama bersama-sama dengan para jemaat Adven Canberra. Dua gereja mendanai pembangunan Sekolah Sabbath di Provinsi Simbu di daerah Gumine baru-baru ini. (kav)
Editor : Eben E. Siadari
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...