Mahasiswa Perjuangkan Demokrasi di Hong Kong
HONG KONG, SATUHARAPAN.COM – Aktivis mahasiswa Hong Kong menjadi selebritas lokal berkat konfrontasi dengan pejabat saat mereka menuntut reformasi yang ditayangkan di televisi – namun keinginan mereka membuat gerakan demokrasi yang lebih besar di kota tersebut semakin meningkat akibat ketakutan akan Beijing.
Ketidakpuasan masyarakat Hong Kong mencapai puncaknya pada beberapa tahun terakhir, dengan semakin besarnya kekhawatiran atas campur tangan Tiongkok, terutama paksaan Beijing untuk memilih kandidat sebelum pemilihan umum pemimpin kota tersebut pada 2017.
Kelompok prodemokrasi Occupy Central berjanji akan menduduki distrik pusat bisnis jika kandidat usulan masyarakat diabaikan oleh otoritas.
Kelompok kampanye mahasiswa mengatakan bahwa pemberontakan sipil adalah satu-satunya jalan untuk mewujudkan perubahan – dan oleh karenanya itu harus dilakukan secepatnya.
“Anda harus mengumpulkan masyarakat dan membuat pemberontakan sipil, bukan hanya mengungkapkannya berkali-kali,” ujar Alex Chow (23) , ketua Hong Kong Federation of Students, kepada AFP pada Selasa (29/7).
“Jika Anda tidak bertindak, musuh Anda tidak akan melihat seberapa serius rakyat Hong Kong terhadap demokrasi.”
Chow mengatakan mahasiswa tidak akan melupakan permintaan mereka agar rakyat dapat memilih kandidat – seraya mengatakan bahwa ini yang membedakan mereka dibandingkan kelompok prodemokrasi lainnya.
Tiongkok menjanjikan hak pilih universal untuk ketua pelaksana pemilu pada 2017, namun ada kekhawatiran besar bahwa hanya mereka yang berpihak pada Beijing yang diizinkan untuk menjabat. (AFP)
Editor : Bayu Probo
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...