Mahasiswa RI di Mesir Diimbau Tidak Bicara Politik di Medsos
KAIRO, SATUHARAPAN.COM - Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Mesir mengeluarkan surat edaran berupa imbauan kepada WNI, terutama mahasiswa untuk tetap waspada dan selalu membawa identitas berupa paspor dan kartu pelajar yang masih berlaku bila keluar rumah.
Mereka juga diminta "Tidak ikut campur dalam politik dalam negeri Mesir," dalam bentuk apa pun termasuk "secara verbal, tulisan di media sosial seperti Facebook, Twitter, dan situs jejaring lainnya, maupun tindakan seperti ikut gerakan demonstrasi tertentu, serta selalu mematuhi hukum Mesir dan Indonesia," demikian imbauan KBRI.
Kantor Berita Mesir, MENA, melaporkan bahwa aparat keamanan Mesir mengintensifkan razia terhadap warga negara asing (WNA) untuk memastikan tidak ada WNA gelap yang disinyalir sebagai apa yang disebut "sel teroris".
Rumah pemondokan mahasiswa Indonesia termasuk yang menjadi sasaran razia. Namun, KBRI di Kairo membantah isu yang tersebar di kalangan warga negara Indonesia (WNI) dan media sosial bahwa aparat keamanan Mesir telah menangkap beberapa mahasiswa Indonesia saat razia.
"Sampai saat ini belum ada laporan ada WNI yang ditahan", kata Koordinator Fungsi Protokol dan Konsul KBRI Kairo, Nugroho Yuwono Aribhimo kepada ANTARA di Kairo, Minggu.
Kendati demikian, Nugroho mengakui bahwa aparat keamanan dari "Amn Al Daulah" (Dinas keamanan Nasional) sempat memeriksa beberapa mahasiswa Indonesia.
"Hanya diperiksa secara ketat paspor dan izin tinggal (visa)," kata dia ketika dikonfirmasi.
Pernyataan senada diutarakan Presiden Persatuan Pelajar dan Mahasiswa Indonesia (PPMI) Mesir, Agus Susanto.
"Dua hari lalu terjadi penggerebekan di beberapa rumah sewa mahasiswa yang dilancarkan aparat keamanan. Bahkan ada pula razia yang diduga kuat dilakukan oleh aparat gadungan atau perampok," katanya.
Menurut Agus, aparat keamanan selain melancarkan razia di rumah sewa bagi warga asing, juga melakukan pemeriksaan identitas warga asing di jalan-jalan.
Dalam surat edarannya, KBRI mengimbau agar WNI di Mesir menghindari daerah pusat konsentrasi massa seperti Bundaran Tahrir, Nahdah, Gedung Radio dan Televisi, Abbasiyah, Mustapha Mahmud Mohandessin, dan Asrama Universitas Al-Azhar yang kerap menjadi pusat unjuk rasa.
Selain itu mereka juga diimbau tidak mendekati instalasi kepolisian dan militer seperti kantor polisi/militer, pos polisi/militer, kerumunan polisi/militer dan kendaraannya, serta instalasi penting seperti box listrik/telepon, dan tempat-tempat lain yang saat ini sering dijadikan sasaran peledakan bom. (Ant)
Editor : Eben Ezer Siadari
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...