Mahasiswa UB Buat Alat Pintar Penyaring Limbah Air Sungai
MALANG, SATUHARAPAN.COM – Empat mahasiswa Universitas Brawijaya (UB), Malang, membuat alat penyaring air sungai bernama Water Normalization Technology (Win-Tech). Gagasan itu muncul berawal dari kegelisahan mereka terhadap semakin banyaknya kasus pencemaran sungai di Indonesia, khususnya daerah Malang.
Di bawah bimbingan Darjito SSi MSi, empat FMIPA, yakni M Sultonun Arifin, Raka Yudha Pratama, Irwan Syah Erlangga, dan Apri Dwi Megawati, membuat Win-Tech dari alat dan bahan-bahan penyaring yang alami serta mudah didapat. Material penyaringnya antara lain ijuk, pasir silika, karbon aktif, zeolit aktif, kapas membran, dan spon penyaring. Bahan-bahan penyaring tadi disusun sedemikian rupa ke dalam wadah alat dari pipa paralon yang sudah dibentuk.
Alat ini, seperti dikutip dari situs resmi Universitas Brawijaya, ub.ac.id, dibuat dengan menggunakan konsep penyaringan down flow, up flow, dan anti gravitasi. Dalam pengujian awal Win-Tech dengan tiga kali susunan penyaring mampu menyaring air kotor yang menghasilkan tingkat kejernihan sebesar 70 persen sehingga satu kali penyaringan mampu menghasilkan 24 persen kejernihan air.
Hasil maksimal diperoleh ketika alat ini diberi lima atau lebih penyaring, air yang dihasilkan menjadi jernih dan pH mendekati 7. Selain itu, bakteri berbahaya yang terlarut juga tidak ditemukan. Agar terlindung dan mudah dibawa ke mana-mana, alat ini diberi pelindung yang terbuat dari aluminium.
Win-Tech dipasang di bendungan sungai agar efektif menyaring air sungai. Alat ini mempunyai kelebihan, mampu menyaring air sungai yang kotor dan tercemar menjadi jernih, juga membunuh bakteri dan mikroba karena dilengkapi karbon aktif, zeolit aktif, dan kapas membran.
Dibuat dengan konsep anti gravitation, alat ini memungkinkan semua partikel terlarut akan jatuh ke dasar alat dan air jernih akan naik lalu keluar. Selain itu, alat tersebut juga mudah dipasang (portable).
Meraih Medali Perunggu
Pada bulan April 2016, Win-Tech memperoleh bronze medal dalam ajang International Innovation, Design, and Articulation (I-IDEA) 2016 di Perlis, Malaysia.
Sulton, seperi dikutip dari situs resmi tersebut, berjanji akan terus berjuang menyempurnakan Win-Tech agar bisa diterapkan di tiap sungai di Indonesia.
Pihak dinas yang menangani permasalahan lingkungan khususnya sungai, yakni Jasa Tirta Malang mengaku senang dan mendukung program ini, karena Indonesia butuh mahasiswa yang mampu berkontribusi nyata dalam kehidupan.
Untuk mendapat sertifikasi hasil penyaringan, tim Win-Tech sedang mengurus administrasi untuk sertifikasi uji lab berstandar SNI agar terjamin hasil dan mutu dari penyaringan air sungai.
Mereka berharap Win-Tech mampu menjadi alat yang mampu menyadarkan masyarakat agar menjaga dan merawat sungai sehingga akan senantiasa menjaga dan tidak membuang sampah di sungai. Perilaku membuang sampah di sungai menjadi ancaman bom waktu pencemaran sungai di Indonesia.
Di daerah Malang, contohnya, tercatat ada sepuluh titik pencemaran limbah di sekitar wilayah hulu Sungai Brantas di Kecamatan Bumiaji Kota Batu, Tlogomas, Dinoyo, dan Sukun Kota Malang, hingga perbatasan Bululawang-Kepanjen kabupaten Malang.
Berdasar temuan tim di lapangan, tumpukan sampah di wilayah Kendalpayak, Kabupaten Malang menimbulkan banjir serius. Dampak dari sungai yang tercemar selain keruh, berbau, juga menimbulkan berbagai macam penyakit antara lain muntaber, diare dan jika dibiarkan bisa berujung kematian. (prasetya.ub.ac.id)
Editor : Sotyati
Daftar Pemenang The Best FIFA 2024
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Malam penganugerahan The Best FIFA Football Awards 2024 telah rampung dig...