Mahasiswa UNS Ciptakan Beton Kualitas Tinggi Berbahan Alam
SOLO, SATUHARAPAN.COM – Mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta yang tergabung dalam Tim Semar Solid, berhasil menciptakan bahan bangunan beton kualitas tinggi berbahan alam yaitu dari tulang sapi.
"Selain tulang sapi juga menggunakan limbah marmer," kata salah satu anggota tim Panji Pramayswara Pamilih di Solo, Jawa Tengah, Senin (8/10).
Ia mengatakan, beton tersebut berjenis "self compacting concrete" (SCC) atau beton mutu tinggi, yang dapat memadat sendiri. Menurut dia, SCC yang diciptakan oleh tim tersebut ramah lingkungan dan ramah kantong.
"Karena metode SCC itu membuat beton bisa memadat sendiri tanpa memerlukan vibrasi atau upaya lain untuk memadatkan beton," kata mahasiswa Teknik Sipil UNS tersebut.
Dalam metode tersebut, dikatakannya, limbah marmer dan tulang sapi, diolah sebagai bahan campuran dalam beton.
"Banyak limbah yang terbuang dari dua bahan tersebut sehingga kami memanfaatkannya. Keduanya dapat membuat beton lebih cepat mengeras, dan juga dapat meningkatkan kuat tekan betonnya," katanya.
Ia mengatakan, tulang digunakan dalam struktur beton karena memiliki kandungan kalsium oksida (CaO) yang besar. Menurut dia, CaO sendiri merupakan komposisi terbesar dalam semen.
"Begitu juga dengan marmer yang memiliki unsur kimia utama yaitu silikon dioksida/silikat (SiO2), kalsium oksida (CaO), dan magnesium oksida (MgO)," katanya.
Ia mengatakan, kandungan kimia tersebut sebagian terdapat dalam semen. Selain unsur kimia, dikatakannya, marmer juga dikenal memiliki kuat tekan yang cukup tinggi.
"Saat diuji, beton kami kuat tekannya mencapai 20 (mega pascal) pada umur 24 jam. Sekitar 41,6 persen dari kuat tekan 28 hari," katanya.
Anggota lain dalam tim, Yesika Azzukhruf mengatakan, inovasi beton mereka bisa diaplikasikan untuk pembuatan jalan mengingat proses pengerasan beton yang mereka ciptakan tidak memerlukan waktu lama.
"Sebagai perbandingan, jika beton biasa sekitar 3 hari baru dapat 40 persen kuat tekan. Untuk beton yang kami ciptakan cukup membutuhkan waktu satu hari," katanya.
Di samping itu, dikatakannya, penggunaan kedua bahan tersebut dinilai lebih ekonomis karena dapat menghemat biaya sekitar 7,78 persen dari pembuatan beton dengan menggunakan material biasa.
Sementara itu, hasil karya tim tersebut sudah melalui serangkaian uji coba dan dilombakan dalam Kompetisi Inovasi Beton Internasional (International Concrete Competition) 2018 yang diadakan oleh Institut Teknologi Sepuluh November (ITS).
"Pada kompetisi ini kami berhasil meraih penghargaan sebagai juara kedua," katanya.
Adapun, selain Panji dan Yesika, anggota lain yang juga tergabung dalam tim tersebut yaitu Adhirajasa dan Farhan Nurfi Afriansyah. Keempatnya merupakan mahasiswa Teknik Sipil UNS. (Antaranews.com)
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...