Mahathir Ingin Mobnas Buatan Proton Diistimewakan
PETALING JAYA, SATUHARAPAN.COM - Mantan Perdana Menteri Malaysia yang juga chairman dari Proton Holding Bhd, Mahathir Mohamad, mengatakan bagi Malaysia dan Indonesia bukan hal aneh untuk mempertimbangkan proteksi bagi industri yang masih dalam taraf bayi (infant industry).
Hal ini ia sampaikan menjawab pertanyaan bagaimana nantinya mobil produksi bersama antara Proton dengan PT Adiperkasa Citra Lestari (ACL) milik Jenderal (Purn) AM Hendropriyono bersaing dengan mobil-mobil produksi perusahaan dengan merek-merek besar yang sudah terkenal.
"Ketika Anda masih bayi, Anda membutuhkan seseorang untuk memegang tangan Anda," kata dia membuat analogi, tentang perlunya pengistimewaan bagi produksi bersama mobil tersebut.
Jumat lalu, kantor berita Bernama melaporkan, Proton Holdings Bhd menandatangani nota kesepahaman (Memorandum of Understanding) dengan PT Adiperkasa Citra Lestari dengan tujuan membantu Indonesia mengembangkan mobil nasional (Mobnas).
Dalam MoU itu antara lain dikatakan kedua belah pihak akan melakukan studi kelayakan untuk mengeksplorasi area-area spesifik dimana kerjasama kedua belah pihak dapat dijalankan, termasuk pengembangan dan manufaktur mobil di Indonesia.
Setelah studi kelayakan itu rampung, kedua perusahaan akan membentuk usaha patungan mewujudkan proyek mobnas.
Menurut Mahathir, kesepakatan antara Proton dan PT ACL merupakan buah dari pembicaraan Perdana Menteri Malaysia, Datuk Seri Najib Tun Rajak dengan Presiden RI, Joko Widodo.
Berbeda dengan laporan resmi perusahaan tersebut ke Bursa Malaysia yang menyatakan bahwa MoU yang ditandatangani masih berupa niat, Mahathir meyakini perusahaan patungan antara kedua perusahaan akan dapat segera terbentuk.
"Kami harus bekerja untuk mewujudkan perjanjian usaha patungan. Saya tidak dapat menjanjikan apa hasilnya. Tetapi jelas, Malaysia tidak ingin kehilangan uang. Kami juga ingin mendapatkan sesuatu dari itu," tutur dia.
Mahathir mengatakan ia juga sedikit banyak sudah berbicara dengan Jokowi dalam kunjungan presiden RI tersebut ke pabrik Proton. Jokowi menghabiskan waktu satu jam di pabrik itu, termasuk duduk dalam mobil yang dikendarai oleh Mahathir. "Tampaknya dia senang dengan apa yang dia saksikan," tutur Mahathir.
Lebih jauh, Mahathir menambahkan pihaknya akan mempertimbangkan kontribusi apa yang dapat disumbangkan Indonesia dan Malaysia sehingga memberi manfaat maksimal bagi kedua negara.
"Kita harus mengetahui apakah mobil bikinan Malaysia dapat dimodifikasi atau cocok bagi pasar Indonesia," tutur dia.
"Pada mulanya, mungkin kami akan mengekspor mobil bikinan Malaysia (ke Indonesia). Berikutnya, kami akan merakit mobil di Indonesia dan kemudian maju dengan memproduksi komponennya di sana sehingga pada akhirnya itu benar-benar mobil Indonesia," kata dia.
Mahathir mengatakan Proton akan memulai produksi dengan kandungan lokal 18 persen. Proton akan terlibat dalam memproduksi, mendisain dan membuat prototipe yang sesuai dengan standar internasional.
Dia berharap nantinya perusahaan patungan antara Proton dan Adiperkasa akan jadi platform bagi mobil Asean.
Editor : Eben Ezer Siadari
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...