Loading...
INSPIRASI
Penulis: Sabar Subekti 08:45 WIB | Sabtu, 27 April 2013

Mak Eroh dari Pasir Kadu

SATUHARAPAN.COM - Mak Eroh memiliki sawah seluas 400 meter persegi di kawasan Pasir Kadu, di lereng Galunggung Parahyangan, Tasikmalaya, Jawa Barat. Tanah di kawasan itu gersang dan hanya bisa ditanami singkong dengan hasil yang terbatas.

Mak Eroh dan warga sekitarnya hidup miskin dan hanya bisa makan ubi. Namun perempuan yang pada tahun 1985 sudah berusia setengah abad bukan seorang yang miskin secara mental. Dia telah melakukan sesuatu yang luar bisa.

Hidup sebagai petani dan berdagang singkong serta janur, Mak Eroh terobsesi untuk membuat sepetak kecil tanahnya bisa lebih produktif. Lahannya kering, tetapi dia tahu di balik gunung ada sumber air dan dia mau air itu mengalir ke tanahnya.

Perempuan yang hanya menyelesaikan tahun ketiga sekolah dasar ini tidak punya pengetahuan geologi atau arsitek. Namun dengan belincong (linggis), tenaga dan semangatnya, dia membuat terowongan menembus bukit padas dan tanah liat sepanjang 45 meter. Pagi, siang, bahkan sore hari dia bekerja sendiri. Dalam 47 hari tanpa putus, terowongan itu dia buat. Airpun mengalir ke sawahnya.

Mak Eroh memang perempuan bermental baja. Dia tak mau berhenti dan melanjutkan projeknya dengan membuat saluran air sepanjang 4,5 kilometer, mengitari beberapa bukit dengan kemiringan 60 hingga 90 derajat. Dia menggunakan tali ala kadarnya untuk bergelantungan di dinding bukit dan membuat saluran. Selama dua setengah tahun projek itu diselesaikan dengan bantuan 19 tetangganya yang telah berubah dan mendukungnya.

Saluran dan terowongan itu akhirnya bukan hanya mengairi 400 meter sawah Mak Eroh, tetapi juga sawah lain di kampungnya, bahkan juga dua desa lainnya. Kawasan itu sekarang lebih subur, dan penduduk mulai memperbaiki ekonomi mereka.

Bak kisah Nabi Nuh, Mak Eroh yang bekerja sendirian juga dicibir oleh tetangganya, meskipun kemudian mereka berubah. Dia memang pantas dikenang, karena kegigihannya, visinya, dan semangatnya untuk berbagi kasih. Hasil kerjanya bukan hanya untuk 400 meter persegi sawahnya, tetapi sekarang menjadi berkah bagi 60 hektar sawah lain.

Perempuan kuat ini meninggal pada 18 Oktober 2004 dan tetap dalam kesederhanaannya. Sayangnya sebagian saluran buatanya rusak, dan banyak yang tidak peduli.

Terima kasih dan hormat untuk Mak Eroh.


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home