Makin Penting Dunia Lawan Intoleransi dan Diskriminasi
NUSA DUA,BALI,SATUHARAPAN.COM – Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Ban Ki-moon mendiskusikan betapa penting negara-negara di dunia untuk bersama melawan intoleransi dan diskriminasi dalam pertemuan bilateral keduanya di Nusa Dua, Bali, Kamis(28/8).
“Pada pertemuan tadi, kedua pimpinan membahas betapa semakin pentingnya bagi negara-negara di dunia untuk bersama melawan intoleransi, ekstrimisme, dan sikap-sikap diskriminatif,” kata Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa seusai mendampingi Presiden.
Kedua pimpinan itu, kata Marty juga mendiskusikan perkembangan situasi Gaza, Palestina. "Sekjen PBB memberikan apresiasi yang sangat mendalam kepada Presiden yang selama ini telah menyuarakan secara lugas, tegas, dan terbuka agar konflik di Gaza segera dihentikan," kata Marty.
Marty mengatakan, Presiden mengapresiasi upaya Sekjen PBB, dan kedua pemimpin itu berharap gencatan senjata yang telah dicapai beberapa hari ini di Gaza dapat dipertahankan dan akar masalah harus diatasi, termasuk blokade terhadap Gaza.
Seperti diketahui, Presiden melakukan pertemuan bilateral dengan Sekjen PBB, Ban Ki-moon di sela rangkaian pertemuan ke-6 Forum Global Aliansi Peradaban PBB di Nusa Dua, Bali.
Menurut Staf Khusus Presiden Bidang Hubungan Internasional Teuku Faizasyah pertemuan tersebut antara lain akan membahas keberlanjutan forum United Nations Alliance of Civilizations (UNAOC) dan perkembangan isu-isu global.
"Pertemuan kali ini ada keunikan karena membahas unity in diversity (persatuan dalam keberagaman). Ini terkait dengan Indonesia," kata Faiza.
Ia mengatakan bahwa Indonesia menjadi panutan dalam mengembangkan persatuan dalam keberagaman sesuai semboyan Bhineka Tunggal Ika.
Faiza juga menegaskan bahwa kasus intoleransi dapat terjadi di mana pun.
Setelah melakukan pertemuan bilateral dengan Sekretaris Jenderal PBB, Presiden akan menerima kunjungan kehormatan dari Sekretaris Jenderal Organisasi Kerja Sama Islam Iyad Ameen Madani dan Direktur Jenderal UNESCO Irina Bokova.
Presiden Yudhoyono juga dijadwalkan menerima Menteri Luar Negeri Australia Julie Bishop dan menyaksikan penandatanganan Code of Counduct atau kode etik terkait normalisasi hubungan Indonesia-Australia oleh Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa dan Julie Bishop. (presidenri.go.id)
Editor : Bayu Probo
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...