Maladewa Cabut Keadaan Darurat
MALI, SATUHARAPAN.COM – Pemerintah Maladewa pada hari Selasa (10/11) mengumumkan mengakhiri keadaan darurat di negara itu yang diberlakukan pekan lalu setelah dugaan upaya pembunuhan terhadap Presiden Abdulla Yameen.
"Maladewa mencabut keadaan darurat segera," kata kementerian luar negeri pada kun Twitter, seperti dikutip AFP.
"Senang bahwa masalah ini telah ditangani dengan begitu cepat. Negara kembali pada pijakan yang lebih normal," kata Menteri Luar Negeri, Dunya Maumoon, dalam posting terpisah.
Yameen memberlakukan keadaan darurat hari Rabu pekan lalu dalam sebuah langkah yang memberi kekuasaan lebih luas kepada polisi dan angkatan bersenjata untuk menangkap dan mengurani kebebasan berkumpul dan gerakan.
Maladewa, merupakan negara yang populer untuk tujuan wisata berbulan madu. Namun negara itu diguncang oleh kerusuhan politik dalam beberapa bulan terakhir. Ketegangan memuncak pekan lalu ketika Wakil Presiden, Ahmed Adeeb, dipecat.
Adeeb, yang pendahulunya juga diberhentikan pada bulan Juli, dituduh melakukan pengkhianatan tingkat tinggi dan terlibat insiden ledakan pada sebuah speedboat kepresidenan pada bulan September. Yameen selamat, namun istri dan salah satu pengawalnya terluka.
Inggris Akan Menyediakan Bantuan Senilai US$63 Juta untuk Wa...
LONDON, SATUHARAPAN.COM-Pemerintah Inggris mengatakan akan mengucurkan bantuan kemanusiaan senilai 5...