Maladewa Tetapkan Keadaan Darurat 30 Hari
MALE, SATUHARAPAN.COM - Presiden Maladewa menetapkan keadaan darurat selama 30 hari darurat terkait dua percobaan pembunuhan sejak September. Keputusan itu diambil menjelang sebuah demonstrasi anti-pemerintah yang direncanakan akan digelar.
J aksa Agung Maladewa, Mohamed Anil, hari Rabu (4/11) mengatakan keputusan itu dibuat "untuk melindungi rakyat" dalam menanggapi "ancaman terhadap masyarakat dan bangsa." Demikian diberitakan media setempat haverru.com.mv.
Pengumuman ini dikeluarkan dua hari setelah sebuah bom yang berhasil dijinakkan dekat rumah Presiden Abdulla Yameen Abdul Gayoom di ibu kota negara itu, Male. Kejadian itu tiga hari setelah pemerintah menolak laporan FBI tentang ledakan pada bulan September di perahu presiden yang dan tidak menemukan bukti bom yang menyebabkan ledakan.
Ketegangan tinggi terjadi di negara kepulauan di Samudera Hindia itu yang dikenal meiliki banyak resort di pantai. Pejabat tingkat tinggi banyak yang ditangkap atau dipecat, dan para penentang presiden sedang mempersiapkan demonstrasi sebelum keadaan darurat diumumkan.
Bom yang dijinakkan oleh militer pada hari Senin (2/11) ditemukan di sebuah kendaraan yang diparkir di dekat kediaman resmi presiden. Hal itu dikatakan merupakan pengembangan alat peledak yang dikendalikan pada jarak jauh.
Pada tanggal 28 September, sebuah ledakan terjadi di speedboat menyebabkan presiden terluka, juga istrinya, ajudan dan pengawalnya.
Pejabat awalnya percaya insiden itu disebabkan oleh kegagalan mekanik, tetapi kemudian meluncurkan penyelidikan dengan dugaan pembunuhan. Wakil presiden yang berada di urutan pertama untuk suksesi presiden, telah ditangkap bersama delapan orang lainnya.
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...