Malala Serukan Pendidikan untuk Anak-Anak Di PBB
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM – Advokat pendidikan global, Malala Yousafzai bergabung dengan Seketaris Jendral PBB, Ban ki-moon Senin (18/8) waktu setempat, untuk menandai 500 hari sebelum pelaksanaan Millenium Development Goals (MDGs).
Aktivis remaja ini telah mengilhami anak muda lainya, karena komitmennya membuat pendidikan bagi seluruh anak-anak di mana saja.
Sekitar lima ratus pemuda berkumpul di PBB, Senin, mendorong para pemimpin politik dunia untuk menghitung mundur pelaksanaan MDGs yang bertujuan untuk memberantas kemiskinan, kelaparan serta hambatan pembangunan dan kehidupan yang sehat.
Fokus kelompok ini adalah kedua dari delapan gol, pendidikan dasar bagi seluruh orang di dunia. Adapun perwakilan mereka yang berbicara sebagai motivator di PBB adalah Malala Yousafzai, gadis Pakistan muda pemberani yang selamat dari upaya pembunuhan kelompok radikal Taliban, ketika akan pergi ke sekolah.
Dilaporkan VOA, Malala mengatakan, mimpinya melihat setiap anak pergi ke sekolah dan mendorong anak muda lainnya terlibat dalam merealisasikan harapannya tersebut.
“Kita harus percaya kekuatan dari suara kita dan kita harus percaya bahwa ya, itu benar-benar dapat membawa perubahan,”katanya.
Advokat pendidikan global belakangan ini disebutkan dengan aktivitas mereka, seperti mengunjungan pengungsi Suriah di Yordania dan bertemu orang tua dari gadis-gadis sekolah yang diculik di Nigeria oleh Boko Haram, sambil mempromosikan dana Malala-nya yang memberdayakan perempuan melalui pendidikan.
Sementara itu, Sekjen PBB , Ban ki-moon, mengatakan Malala adalah putri PBB yang mendororong anak muda lainya mengikuti teladanya dan meningkatkan hak mereka.
“Orang mungkin berpikir, aku hanya seorang gadis muda dan saya tidak memiliki kekuatan apapun. Tetapi, anda semuanya bisa membuat perbedaan,” katanya.
Ban mengatakan, dunia sedang mengalami banyak “titik api” dan PBB tengah berusaha memadamkannya. Dia juga mengatakan, ada “api harapan” yang merupakan MDGs.
Di sisi lain, delapan target MDGs diperkirakan tidak akan terealisasi sesuai target yang telah ditetapkan, pada 2015 mendatang. Karen itu, PBB sedang mencari solusinya, agar ada agenda pembangunan berkelanjutan pasca 2015. (Voanews.com)
Editor : Bayu Probo
Perayaan Natal di Palestina Masih Dibatasi Tahun Ini
GAZA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal di Palestina tahun ini hanya sebatas ritual keagamaan, mengin...