Malam Natal di HKBP Kernolong, Umat Kristen Diminta Bersukacita
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Umat Kristiani di Jakarta diminta untuk bersukacita dalam menyambut kelahiraan Yesus Kristus. hal ini disampaikan Pendeta R.J. Hutagaol dalam Khotbah ibadah malam natal di HKBP Kernolong Ressort Jakarta pada hari Kamis (24/12).
Khotbah yang diambil dari Kitab Kisah Para Rasul 13:16-26 yang menyatakan bahwa Kabar Keselamatan telah disampaikan kepada umat manusia.
"Pada malam Natal ini kita harus bersukacita karena kabar keselamatan telah disampaikan kepada kita umat manusia," katanya.
Dia juga mengingatkan, pada perayaan Natal, umat manusia bersyukur meskipun banyak tantangan atau pergumulan hidup yang berat.
"Biar pun dalam keadaan susah, kita harus ingat bahwa kabar keselamatan telah disampaikan kepada kita sehingga kita harus bersukacita dalam hidup,"Katanya.
Ibadah malam natal di HKBP Kernolong juga menampilkan Paduan Suara yang menyatakan sukacita atas kelahiraan juruselamat umat manusia, diakhiri ibadah juga dilakukan Perjamuan Kudus.
Sejarah HKBP Kernolong Ressort Jakarta
HKBP Kernolong merupakan Gereja pertama khusus jemaat Huria Kristen Batak Protestan, yang terletak di Jl. Kwitang, Jakarta Pusat. Sejarahnya diawali sejak awal abad ke-20, setelah Perang Batak selesai (1907), Simon Hasibuan, seorang lulusan seminar Pansurnapitu, berkelana ke Batavia dan sepuluh tahun sesudahnya, tiga puluh pemuda Batak yang beragama Kristen berkumpul dan bersama-sama mengikuti ibadat di berbagai gereja. Mereka tertarik ke Gereja Kwitang, antara lain karena Pdt. L. Tiemersma mengundang mereka untuk mengikuti kebaktian dalam bahasa Melayu di gedung Hollandseh Indisehe School (HIS) di samping rumahnya di Gang Chasse No 5 (kini Jl. Kemakmuran). Setelah kelompok ini berpindah-pindah (Sawah Besar; lalu HIS di belakang Gereja Kwitang), akhirnya mereka membentuk suatu jemaat sendiri (1919).
Setelah memperoleh seorang pendeta (1922), diusahakan tanah dan dana untuk membangun gereja. Sumbangan pertama diberikan oleh Ny. Pdt. Gouw Khiam Kiet dari Gereja Patekoan. Akhirnya, dana sudah mencukupi dan istri Walikota Batavia meletakkan batu pertama (1931).
Pembangunan gereja sederhana cepat selesai dan dibuka pada tahun 1932 dan sampai Perang Dunia II menjadi pusat Distrik IX HKBP. Setelah tahun 1950 begitu banyak orang Batak pindah ke Ibukota, sehingga Gereja Kernolong kurang luas, walaupun sudah di-pugar. Maka, sejak tahun 1955 digunakan tempat-tempat lain juga. Pada tahun 1960-an sudah terdapat enam belas jemaat HKBP di Jakarta. Pada tahun 2002, gereja ini dipugar secara menyeluruh.
Editor : Bayu Probo
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...