Malaysia Selidiki Kemungkinan Banyak Jenazah di Kuburan Massal Migran
WANG KELIAN, SATUHARAPAN.COM – Kepolisian Malaysia masih menyelidiki kemungkinan masih banyak jenazah yang masih akan ditemukan dalam beberapa hari terkait dengan kuburan massal di dekat Padang Besar dan Wang Kelian, Negara Bagian Perlis yang berbatasan dengan Provinsi Songkhla, Thailand bagian selatan.
Kepolisian Malaysia, mengatakan seluruh 139 kuburan ditemukan di dekat 28 kamp yang ditinggalkan dekat perbatasan Thailand. Lebih 3.500 migran Bangladesh dan Rohingya dari Myanmar telah tiba di wilayah Thailand, Malaysia dan Indonesia dalam beberapa pekan baru-baru ini. “Kami menemukan 37 makam (di satu kamp) tetapi sejauh ini kami hanya menemukan satu jasad," kata Muhammad Bahar Alias, seorang personel polisi, Selasa (26/5) seperti tertuang dailymail.co.uk.
“Selain itu kami juga menemukan 14 kamp di wilayah perbatasan yang diyakini digunakan untuk perdagangan manusia. Kami juga menemukan tiga kamp yang lebih kecil,” dia menambahkan.
Temuan tersebut, kata Alias, merupakan tindak lanjut dari temuan pihak Kepolisian Wilayah Wang Keliat Malaysia yang melaporkan jumlah kuburan massal mencapai 30 dan setidaknya terdapat 100 jenazah yang diyakini sebagai pengungsi Rohingya dari Myanmar dan migran Bangladesh.
“Kuburan-kuburan tersebut diyakini terkait dengan kegiatan perdagangan manusia yang melibatkan migran," kata Menteri Dalam Negeri Malaysia Datuk Seri Ahmad Zahid Hamidi pada Minggu (24/5), seperti tertuang bbc.co.uk.
Pihak Kepolisian Malaysia dan Thailand telah melakukan kerja sama untuk penelusuran kemungkinan masih adanya jenazah lainnya. Kepolisian Malaysia mengatakan masih belum jelas berapa banyak mayat dikubur di hutan lebat yang berjarak beberapa meter dari Thailand. Sebelum penemuan kuburan-kuburan itu, para pejabat pemerintah telah menolak pandangan bahwa tempat-tempat seperti itu ada di wilayah Malaysia.
Alias menjelaskan polisi sedang berusaha mengidentifikasi dan memverifikasi kuburan massal yang ditemukan sementara pesawat Thailand mencari ribuan orang itu yang diduga masih terdampar di Laut Andaman.
Keprihatinan tentang penemuan kuburan massal tersebut diutarakan salah satu Pemenang Hadiah Nobel Desmond Tutu yang juga Uskup Afrika Selatan.
Tutu mengemukakan bantuan internasional untuk Myanmar harus segera diberikan, terkait dengan minoritas muslim Rohingya, yang berbondong-bondong telah melarikan diri dari negara tersebut.
“Kita punya tanggung jawab untuk mengambil sikap bersama mengumpulkan dana bagi pembangunan Myanmar mengenai restorasi kewarganegaraan, kebangsaan, dan hak-hak dasar bagi Rohingya,” kata dia dalam konferensi di Oslo.
Pemerintah Myanmar memandang etnis minoritas Rohingya yang berjumlah 1,3 juta sebagai imigran ilegal dari Bangladesh, negara tetangganya, yang menolak sebagian mereka sebagai warga negaranya.
Satu pawai yang dilakukan nasionalis pemeluk agama Buddha direncanakan pada Rabu di Yanon untuk memprotes tekanan internasional guna menyediakan bantuan bagi mereka.
Nasib mereka yang memutuskan melarikan diri menjadi fokus di salah satu kamp di bagian utara Malaysia pada Selasa. Para wartawan melihat personel kepolisian menggali sebuah kuburan, mengeluarkan satu jasad yang sudah dibalut kain kafan.
Kamp di pegunungan itu tampak telah dibersihkan dari sebagian besar barang bukti yang mengindikasikan apa yang terjadi di sana, tetapi di tanah tergeletak sebuah rahang bagian bawah dengan gigi-geligi.
Penemuan tempat-tempat serupa di Thailand pada awal Mei mendorong polisi melancarkan penumpasan rantai penyelundupan manusia dari Bangladesh dan Myanmar masuk ke Thailand dan melintasi perbatasan darat menuju Malaysia.
Ratusan migran dalam keadaan lapar yang menumpang kapal-kapal masih terapung-apung di laut, walau Malaysia dan Indonesia baru-baru ini setuju mengizinkan kapal-kapal mendarat dengan selamat menyusul tekanan internasional.
Kepolisian Malaysia mengatakan masih belum jelas berapa banyak mayat dikubur di hutan lebat yang berjarak beberapa meter dari Thailand.
Sebelum penemuan kuburan-kuburan itu, para pejabat pemerintah telah menolak pandangan bahwa tempat-tempat seperti itu ada di wilayah Malaysia. (AFP/ dailymail.co.uk/ bbc.co.uk)
Editor : Eben Ezer Siadari
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...