Malaysia Terima Ancaman Bom Bunuh Diri
MALAYSIA, SATUHARAPAN.COM – Malaysia mengerahkan tentara di kota utamanya pada hari Jumat (20/11), setelah laporan yang belum dikonfirmasi dari ancaman teroris, menjelang pertemuan para pemimpin dunia dalam pertemuan puncak regional, termasuk Presiden AS, Barack Obama.
Setidaknya 2000 personel tentara ditempatkan di titik-titik strategis Kuala Lumpur, dan 2500 personel lainnya telah disiagakan.
"Ada laporan dari ancaman teroris dalam waktu dekat di Malaysia. Pada titik ini, saya ingin menggarisbawahi bahwa mereka belum dikonfirmasi,” kata Kepala Polisi, Khalid Abu Bakar, dalam sebuah pernyataan pada Kamis malam.
“Malaysia memperketat keamanan menyusul serangan di Prancis, Mesir, dan Lebanon,” kata Khalid.
Peningkatan status kesiagaan datang setelah Bakar membenarkan adanya sebuah memo internal polisi yang merinci kehadiran minimal 10 pembom bunuh diri potensial di Kuala Lumpur dan delapan tempat lain di negara ini.
Memo polisi, bocor ke media lokal, mengungkapkan rincian dari pertemuan hari Minggu terakhir antara anggota kelompok bersenjata Filipina Front Pembebasan Nasional Moro dan Abu Sayyaf, bersama dengan orang-orang dari Negara Islam Irak dan Levant (ISIL).
Kesepakatan pada pertemuan itu dibuat untuk menyebarkan pejuang Abu Sayyaf dan ISIL ke Kuala Lumpur dan ke Sabah, paling timur negara Malaysia, kata memo tersebut.
Pemberontak Filipina menyelaraskan dengan ISIL.
Elinor Noor, direktur kebijakan luar negeri dan studi keamanan di Malaysia Institute of Studi Strategis dan Internasional, mengatakan, pemberitahuan tersebut seharusnya tidak mengejutkan siapa pun.
"Hanya karena terjadi bom bunuh diri di belahan bumi lain, bukan berarti kemungkinan dapat dikecualikan di sini. Saya tidak pernah mengecualikan kemungkinan serangan bom bunuh diri bisa terjadi di sini. Saya pikir polisi sudah sangat mewaspadainya,” kata Noor kepada Al Jazeera.
Beberapa kelompok pemberontak kecil di Filipina telah berjanji setia untuk ISIL.
Abu Sayyaf telah lama menjadi pemberontak di dalam pemerintah Filipina dan minggu ini memenggal sandera Malaysia yang telah ditahan selama enam bulan setelah negosiasi uang tebusanuntuk pembebasannya batal.
Tapi Noor mengatakan bahwa pemberitaan tentang kemungkinan pelaku bom bunuh diri berkeliaran akan mengejutkan banyak orang di sini.
"Saya pikir warga Malaysia akan terkejut dan sedikit terganggu oleh berita itu, tetapi hal itu karena polisi Malaysia tidak dapat menutup rapat tentang adanya laporan ancaman terorisme di Malaysia," kata Noor.
Menteri Pertahanan Malaysia, Hishamuddin Hussein, pada hari Senin (16/11), mengisyaratkan ancaman serangan, menambahkan ia dan para pemimpin Malaysia lainnya berada di sebuah daftar target serangan ISIL. Hussein tidak menjelaskan lebih lanjut. (aljazeera.com/feb)
Editor : Bayu Probo
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...