Maleo, Burung Asli Sulawesi
SATUHARAPAN.COM – Maleo (Macrocephalon maleo) merupakan keluarga burung Australasia yang hidup di permukaan tanah. Menggunakan kakinya yang kuat dan besar untuk mengais, mengupas, serta menggali lubang dan tanggul untuk meletakkan telur. Telur tidak dierami induknya, tetapi diinkubasi secara pasif, dengan kehangatan alami dari panas matahari dan panas bumi atau dari pembusukan daun mati. Ketika menetas, burung muda sudah berbulu dan dapat segera terbang.
Maleo hanya dapat ditemukan di Sulawesi dan Kepulauan Buton, di dataran rendah dan di hutan pegunungan sampai ketinggian 1.065 m, serta di hutan pantai sebagai tempat bersarangnya. Bertelur secara berkelompok di tanah vulkanik, pantai berpasir, pinggiran sungai dan teluk. Kini jumlahnya yang tersisa diperkirakan antara 8.000-14.000 ekor, dan terus mengalami penurunan jumlahnya di alam yang sangat cepat. Beberapa ancaman terhadap tempat bersarang
Maleo adalah pembangunan perladangan, gangguan manusia, serbuan tumbuhan sekunder, pemanenan telur yang berlebihan (terutama di dekat daerah pemukiman transmigran) dan pembangunan jalan, yang memisahkan lokasi bersarangnya dengan habitatnya pada masa tidak berbiak, yang secara signifikan meningkatkan tingkat kematian dan predator alami anak burung tersebut. Statusnya saat ini rentan.
Sejak tahun 1972 Maleo telah dilindungi oleh Undang-Undang Indonesia, dan sekitar 50% dari lokasi berbiaknya telah termasuk dalam kawasan konservasi. (dephut)
Otoritas Suriah Tunjuk Seorang Komandan HTS sebagai Menteri ...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Penguasa baru Suriah telah menunjuk Murhaf Abu Qasra, seorang tokoh terkem...