Mali Dinyatakan Bebas dari Virus Ebola
MALI, SATUHARAPAN.COM - Menteri Kesehatan Mali mengklaim negaranya kini bebas dari penularan virus ebola setelah selama 42 hari tidak ada kasus baru yang muncul.
“Saya umumkan hari ini akhir dari epidemi virus ebola di Mali,” kata Menkes Mali, Ousmane Kone.
Ucapan Kone dikuatkan Ibrahima Soce Fall, kepala kantor Misi PBB untuk Respons Darurat Ebola di Mali (UMEER). Mali, menurutnya, telah keluar dari epidemi ebola.
Pasien terakhir yang terpapar virus ebola di Mali dinyatakan pulih dan meninggalkan rumah sakit pada awal Desember lalu. Hal ini sejalan dengan jumlah pasien ebola di Mali yang menunjukkan penurunan drastis sejak Oktober lalu. Kondisi yang sama juga terjadi di Sierra Leone, Guinea, dan Liberia.
Angka kematian akibat ebola sampai sekarang mencapai 8.429 orang dari 21.296 kasus ebola.
Meskipun jumlah kasus ebola baru di Afrika Barat tampak menurun, organisasi Dokter Lintas Batas (MSF) mengingatkan untuk tidak lengah karena wabah ebola sangat sulit diprediksi.
“Wabah masih berlangsung dan situasi darurat belum berakhir. Bersikap lengah saat ini hanya akan melemahkan kemajuan yang sudah dicapai,” demikian pernyataan resmi MSF.
Kasus ebola pertama di Mali mengemuka pada Oktober 2014, manakala bocah dua tahun dari Guinea sakit dan meninggal dunia.
Pada puncaknya, terdapat 300 kasus ebola yang berada dalam penyelidikan di negara tersebut.
Periode inkubasi ebola mencapai 21 hari. Agar dapat dinyatakan bebas dari virus tersebut, sebuah negara tidak boleh memiliki satu pun kasus baru dalam dua masa inkubasi beruntun, yaitu 42 hari. (bbc.co.uk)
Editor : Sotyati
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...