Maman: NU dan Muhammadiyah Perjuangkan Pluralisme Palsu
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Politikus Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Maman Imanulhaq mengatakan saat ini Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah hanya memperjuangkan pluralisme palsu. Menurut dia dua organisasi keagamaan terbesar di Indonesia tersebut kini tidak memiliki gairah lagi dalam menjaga keamanan di Tanah Air, terutama ketika kelompok minoritas tengah ditindas kelompok mayoritas.
"Sekarang NU dan Muhammadiyah itu perjuangkan pluralisme palsu. Klaim mengenai NU dan Muhammadiyah sebagai organisasi moderat yang hadir untuk menjaga keamanan di Indonesia perlu dipertanyakan militansinya. Di mana mereka ketika kelompok minoritas tersakiti, dimana mereka ketika ada konflik," kata Maman dalam Diskusi dan Peluncuran Buku Sisi Gelap Demokrasi Kekerasan Masyarakat Madani Indonesia, di Paramadina Graduate School in Partnership with Medco, Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Pusat, Kamis (26/2).
Menurut dia, hal tersebut semakin terlihat saat Indonesia tengah dilanda polemik dua institusi hukum, KPK dan Polri. Menurut dia Din Syamsuddin (Ketua Umum PP Muhammadiyah) dan Said Aqil Siradj (Ketua Umum PBNU) tidak pernah terdengar berbicara agar polemik tersebut segera berakhir. "Yang ada hanya Ahmad Syafii Maarif, itu juga tidak mendapat dukungan dari Muhammadiyah. Ada apa dengan Muhammadiyah," kata Maman.
"NU juga demikian, apa ada mereka bicara soal Komjen Polisi Budi Gunawan? Kapan bersuaranya, apa karena pengikutnya terlalu banyak sampai kalah sama Front Pembela Islam (FPI) yang cuma berapa gelintir Forum Umat Islam (FUI) berapa gelintir, hukuman mati mereka juga tidak bersuara," dia menambahkan.
Wakil rakyat di Komisi VIII DPR itu kembali bertanya, apakah NU dan Muhammadiyah terlalu besar sehingga tidak memiliki waktu untuk mengurus keamanan di Tanag Air. Padahal, kata Maman, dua organisasi keagamaan tersebut harus kembali bergerak dan bergairah demi mewujudkan Indonesia yang aman. "Kata kuncinya optimalkan kembali militansi dua kelompok ini dengan mengedepankan nilai moderat," tutur dia.
Selain mengamankan Indonesia, Maman juga menilai NU dan Muhammadiyah seharusnya bisa merangkul seluruh agama di Indonesia demi mewujudkan nilai dan citta-cita luhur. Sebab, menurut dia, selain besar dua organisasi keagamaan tersebut memiliki lembaga pendidikan yang bisa langsung berhubungan dengan masyarakat dan kaum muda.
"Sebenarnya bukan mereka tidak pernah, tapi sekarang ada penurunan, NU dan Muhammadiyah sepertinya sedang terjebak ke dalam politik praktis dan melupakan tugas kultural mereka, menciptakan harmoni di masyarakat serta menghargai perbedaan," ujar politikus PKB itu.
"Saya ingatkan NU dan Muhammadiyah agar bangkit kembali mengerjakan tugas kemanusian, kebudayaan, dan jangan bicara politik praktis," dia menambahkan.
Editor : Bayu Probo
Otoritas Suriah Tunjuk Seorang Komandan HTS sebagai Menteri ...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Penguasa baru Suriah telah menunjuk Murhaf Abu Qasra, seorang tokoh terkem...