Manajer Bukan Pemimpin?
SATUHARAPAN – Apakah manajer adalah pemimpin? Tak selalu. Mengapa? Karena manajer punya anak buah dan pemimpin punya pengikut. Lalu, apa bedanya anak buah dan pengikut? Anak buah adalah orang-orang yang ditempatkan di bawah koordinasi seorang atasan. Secara struktural. Atas perintah. Belum tentu suka kepada atasan. Tetapi, karena di luar kekuasaan, maka harus patuh. Jika tidak patuh, akan ada konsekuensi atau sanksi.
Sementara pengikut adalah orang-orang yang rela mengikuti arah pimpinannya. Tanpa disuruh—atas keinginan sendiri—karena pemimpinnya memang patut dipatuhi dan diikuti. Pemimpinnya memberikan inspirasi, memberikan harapan, membukakan wawasan. Manajer melaksanakan tugasnya berdasarkan sistem yang diatur, sementara pemimpin cukup mengandalkan kharismanya.
Jika demikian, apakah seorang manajer perlu menjadi pemimpin? Sangat perlu! Menjadi manajer saja tanpa menjadi pemimpin, akan mengakibatkan anak buah mencari inspirasi dari orang lain yang belum tentu sejalan dengan arahan manajernya, sehingga mudah terjadi persilangan. Manajer yang bukan pemimpin sering kali sulit menjalankan tugasnya karena kurangnya rasa hormat dari anak buah. Manajer yang ideal adalah manajer yang juga pemimpin.
Jika ciri manajer dan pemimpin muncul pada satu orang, niscaya manajer tersebut akan mudah menjalankan kewenangannya; sementara itu anak buahnya juga dengan sukacita melaksanakan tugasnya. Sang Manajer akan berhasil menghasilkan kinerja baik melalui tangan orang lain.
Sebenarnya bagaimana membedakan antara manajer yang bukan pemimpin dengan manajer yang juga pemimpin? Dan bagaimana mengubah sikap dari manajer menjadi manajer yang juga pemimpin?
Ada 7 pergeseran akbar yang terjadi dalam diri seorang manajer yang bertrasnformasi menjadi pemimpin:
- Dari Spesialis menjadi Generalis
Manajer tidak cukup hanya menguasai bidangnya sendiri, melainkan seluruh fungsi bisnis sehingga dapat memberikan arahan menyeluruh kepada anak buah.
- Dari Analis menjadi Integrator
Manajer tidak hanya menyelesaikan masalah bidangnya sendiri namun dapat menjadi mediator, penengah dengan bidang lain pula
- Dari Pengatur Taktik menjadi Pengatur Strategi
Manajer yang pemimpin tidak terpaku pada detail, melainkan pada seluruh lingkungan bisnisnya, khususnya yang paling inti.
- Dari Tukang Batu menjadi Arsitek
Manajer yang sekaligus pemimpin memahami desain organisasi sehingga strategi, struktur, keahlian, bersesuaian secara harmonis.
- Dari Penyelesai Masalah menjadi Penentu Agenda
Menjadi problem solver adalah sesuatu yang baik, namun seorang manajer yang juga pemimpin juga bisa mengantisipasi potensi masalah
- Dari Prajurit menjadi Diplomat
Manajer yang juga pemimpin mampu membangun pengaruh bukan hanya di dalam lingkungan kerjanya, namun juga di luar, misalnya dengan pemerintah atau media.
- Dari Peran Pendukung menjadi Peran Utama
Manajer yang juga pemimpin menempatkan dirinya sebagai orang terdepan yang harus menunjukkan keteladanan dan dengan demikian menjadikan orang lain mengikuti bahkan mengidolakannya.
Tentu tidak sesederhana membalikkan telapak tangan. Namun, setiap orang dapat membangun jiwa pemimpin dalam dirinya, melalui kesungguhan dan latihan.
Editor: ymindrasmoro
Email: inspirasi@satuharapan.com
Laporan Ungkap Hari-hari Terakhir Bashar al Assad sebagai Pr...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Presiden terguling Suriah, Bashar al Assad, berada di Moskow untuk menghad...