Mantan Menag Prihatin Percetakan Alquran Tak Terurus
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Mantan Menteri Agama (Menag) Muhammad Maftuh Basyuni menyatakan tidak habis pikir mengapa dana yang diinvestasikan sangat besar untuk percetakan Alquran tidak dimanfaatkan. Sementara percetakan Alquran milik Kementerian Agama (Kemenag) akan segera tutup, sama halnya dengan mesin-mesin di percetakan tersebut yang bernilai Rp 28 miliar akan tidak terurus.
“Ya, jadi mesin besi karatan dan besi tua,” kata Menteri Agama periode Kabinet Indonsia Bersatu Jilid I tersebut, di kediamannya, hari Rabu (10/8).
Di lingkungan Kementerian Agama, lanjut dia, masih ada oknum yang tidak suka percetakan Alquran milik kementerian itu berjalan dengan baik. Alasannya, karena bila percetakan itu berjalan bagus, pengadaan Alquran tidak lagi dilakukan dengan tender.
Lembaga percetakan Alquran dibangun dengan dukungan uang APBN dan akan dikelola sebagai badan layanan umum (BLU) di bawah pembinaan Kemenag.
Dana yang dihabiskan mencapai Rp 30 miliar di atas lahan 1.530 meter persegi. Di atas lahan seluas itu ada mesin pracetak, mesin cetak web, mesin cetak warna, mesin cetak sheet DS4, dan mesin-mesin lainnya.
Percetakan Alquran yang terletak di Jalan Raya Puncak, Ciawi, Bogor, Jawa Barat, itu diresmikan pada 15 Nopember 2008 dan berhenti beroperasi sejak pertengahan 2015.
Kapasitas produksi percetakan itu 1,5 juta eksemplar/tahun. Rencananya, percetakan itu diharapkan dapat menjadi awal menentukan bentuk pelat baku dan meminimalisir salah cetak Alquran.
Melalui standar pengawasan mutu ketat yang ditangani Lajnah Pentashih Alquran, kesalahan cetak bisa dihindari. "Perlakuan mencetak kesuciannya terjaga. Bukan sampul Alquran dijadikan terompet seperti kasus tahun lalu,” kata Maftuh. (Ant)
Editor : Diah Anggraeni Retnaningrum
Daftar Pemenang The Best FIFA 2024
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Malam penganugerahan The Best FIFA Football Awards 2024 telah rampung dig...