Mantan Mensesneg Djohan Effendi Wafat di Australia
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Djohan Effendi Menteri Sekretariat Negara Kabinet Persatuan Nasional era Presiden Abdulrahman Wahid (Gus Dur) dan salah satu pendiri Indonesian Conference on Religion and Peace (ICRP) dikabarkan wafat pada Jumat (17/11) pagi di Nursing Home McKellar Centre Geelong, Victoria, Australia saat menjalani perawatan.
Dikutip dari Wikipedia, Djohan Effendi lahir 1 Oktober 1939 di Hulu Sungai Selatan, Kalimantan Selatan dikenal sebagai sebagai pemikir Islam inklusif yang sangat liberal. Dalam memahami agama, Djohan sampai pada kesimpulan: "pada setiap agama terdapat kebenaran yang bisa diambil.”
Namanya masuk dalam buku “50 Tokoh Liberal di Indonesia” untuk kategori pionir atau pelopor gerakan liberal bersama dengan Nurcholis Madjid dan Gus Dur.
Lulusan Pendidikan Hakim Islam Negeri di Yogyakarta yang meraih gelar doktor di Universitas Deakin Geelong, Australia ini juga dikenal sebagai pembela kelompok Ahmadiyah. Menurutnya Ahmadiyah mempunyai hak yang sama dalam menjalankan keyakinannya di Indonesia.
Ketika Abdurrahman Wahid menjabat sebagai presiden, ia diangkat sebagai Menteri Sekretaris Negara. Sebelumnya ia merupakan Staf Khusus Sekretaris Negara/Penulis Pidato Presiden Soeharto (1978-1995) dan ia telah menulis ratusan pidato untuk Presiden Soeharto.
Karier Djohan sebagai penulis pidato presiden tamat ketika ia mendampingi Abdurrahman Wahid berkunjung ke Israel, 1994. Kunjungan itu ditentang keras oleh sejumlah kelompok Islam.
“Innalillahi wa innailaihi rojiun. Telah berpulang, Bp Djohan Effendy, mensekneg Kabinet Gus Dur di Australia. Semoga almarhum husnul khotimah. Al fatihah,” tulis Eva Kusuma Sundari, Anggota DPR dari PDIP melalui akun Twitter miliknya @evndari.
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Prasasti Batu Tertua Bertuliskan Sepuluh Perintah Tuhan Terj...
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Prasasti batu tertua yang diketahui yang bertuliskan Sepuluh Perintah Tuha...