Mantan Menteri: Israel Rampas Hak Atas Air Palestina
SATUHARAPAN.COM – Mantan menteri Otoritas Palestina Hind Khoury yakin tidak ada keadilan air di Palestina karena akses ke air bersih untuk minum dan sanitasi ada di Israel tapi tidak di wilayah Palestina yang didudukinya.
“Sumber daya air tanah bersama saat ini di Palestina—untuk Israel dan Palestina, sejak 1967 telah secara tidak proporsional dan tidak adil dimanfaatkan untuk melayani Israel dan pemukim kolonial.”
Khoury memiliki pengalaman sebagai seorang menteri di Otoritas Palestina. Dia menjabat sebagai duta besar untuk Prancis selama empat tahun, dan sekarang berjuang untuk solusi keadilan untuk Palestina sebagai Sekretaris Jenderal Kairos Palestine.
Dia mengutip Al-Haq, sebuah organisasi hak asasi manusia Palestina yang menemukan bahwa air permukaan yang disediakan oleh Sungai Yordan dialihkan ke Israel. Namun, akses orang Palestina ke sumber daya vital ini ditutup.
“Sumber air tanah Gaza telah menyusut karena Israel telah menghambat aliran alami air tanah yang mengalir ke lapisan bawah tanah ini.
“Sebagai bagian dari embargo airnya, Israel membangun di perbatasan Jalur Gaza dengan banyak sumur dalam dan mengalihkan perairan Wadi Ghaza untuk bidang pertanian sendiri sebelum air itu tiba di Gaza.”
Khoury mengambil bagian dalam layanan 10 Februari di Gereja Penebus Kudus di Yerusalem untuk memulai Tujuh Minggu untuk Air yang tahun ini berfokus pada keadilan air untuk Palestina.
Dia menyebut Gaza sangat terpukul oleh tindakan Israel yang membatasi hak-hak air.
“Instalasi air dan sanitasi Gaza menjadi target serangan dan penghancuran oleh Israel.
“Tiga perang baru-baru ini dan pengepungan militer telah memicu kontaminasi total air tanah, sehingga tidak layak untuk dikonsumsi manusia,” katanya.
Karena warga minum air yang tidak bersih, Gaza memiliki salah satu tingkat tertinggi penyakit ditularkan melalui air di dunia, kata Khoury.
Di Tepi Barat, Khoury mencatat bahwa menurut Ma'an Development Centre, Israel— penguasa pendudukan—juga mengisolasi ratusan sumur, melarang warga Palestina menggunakan sumur-sumur itu.
“Israel memutuskan tapak sumur dan kedalaman mereka . Dan keputusan ini, tentu saja, mendukung permukiman Israel”
Itulah sebabnya dia menganjurkan “perlawanan kreatif” terhadap ketidakadilan pendudukan Israel yang telah menyebabkan perbedaan yang tidak adil ini dalam hak Israel dan Palestina untuk air. (oikoumene.org)
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...