Loading...
DUNIA
Penulis: Sabar Subekti 12:21 WIB | Kamis, 24 Agustus 2023

Mantan PM Thailand, Thaksin Shinawatra, Dijebloskan ke Penjara

Ini terjadi kurang dari sehari setelah dia pulang dari pengasingan setelah partai yang terkait dengannya memenangi kursi PM Thailand. Namun dibawa ke rumah sakit karena kesehatan.
Mantan PM Thailand, Thaksin Shinawatra tiba di bandar udara Don Muang, Bangkok, dari pengasingan pada hari Selasa (22/8) menyapa pendukungnya. (Foto: AP/Sakchai Lalit)

BANGKOK, SATUHARAPAN.COM-Mantan Perdana Menteri Thailand, Thaksin Shinawatra, dipindahkan dari penjara ke rumah sakit pada hari Rabu (23/8) pagi, kurang dari sehari setelah ia kembali dari 15 tahun pengasingan dan mulai menjalani hukuman delapan tahun.

Dia kembali ke Thailand pada hari yang sama ketika partai yang terkait dengannya memenangkan pemungutan suara parlemen untuk membentuk pemerintahan baru. Thaksin kemudian dijebloskan ke penjara untuk menjalani beberapa hukuman pidana secara in-abstia, yang ia kecam karena bermotif politik.

Penjara melaporkan Thaksin menderita tekanan darah tinggi dan oksigen rendah, dia tidak bisa tidur dan merasakan sesak di dadanya, menurut pernyataan dari Sitthi Sutivong, wakil direktur jenderal Departemen Pemasyarakatan.

Dokter di rumah sakit penjara mengatakan dia harus dipindahkan untuk mencegah risiko yang mengancam nyawa, kata pernyataan itu. Petugas lembaga pemasyarakatan sebelumnya mengatakan Thaksin, 74 tahun, dianggap rentan karena usianya dan kondisi kronis jantung dan paru-parunya, tekanan darah tinggi, dan masalah punggung.

Beberapa jam setelah kembalinya Thaksin ke Thailand, kandidat dari partai Pheu Thai, Srettha Thavisin, mendapatkan cukup suara untuk menjadi perdana menteri, mengakhiri ketegangan, perselisihan hukum, dan jual beli kuda selama tiga bulan setelah pemilu pada bulan Mei.

Partai tersebut telah membentuk koalisi dengan partai-partai pro militer yang terkait dengan kudeta yang menggulingkannya dari kekuasaan pada tahun 2014, dan mengecualikan Partai Move Forward yang progresif yang memenangkan suara terbanyak dalam pemilu.

Srettha menerima surat dukungan kerajaan yang secara resmi menunjuknya sebagai perdana menteri pada hari Rabu, dan beberapa anggota penting Pheu Thai dan partai koalisi lainnya juga menghadiri upacara tersebut.

Dia menyampaikan pidato terima kasih kepada raja, rakyat Thailand, dan anggota parlemen. Dia berjanji untuk berupaya “membawa negara maju” dan memecahkan masalah ekonomi dan kesenjangan. Dia mengatakan dia yakin masa jabatan empat tahunnya “akan menjadi empat tahun perubahan.”

Pheu Thai adalah partai terbaru dari serangkaian partai yang berafiliasi dengan Thaksin, yang digulingkan dalam kudeta militer tahun 2006. Kudeta tersebut memicu perpecahan politik yang mendalam selama hampir dua dekade yang mempertemukan kelompok mayoritas miskin di wilayah pedesaan di wilayah utara yang mendukung Thaksin melawan kaum royalis, militer, dan pendukung mereka di wilayah perkotaan.

Pemerintahan Pheu Thai yang dipimpin oleh saudara perempuan Thaksin, Yingluck Shinawatra, digulingkan dalam kudeta tahun 2014 oleh panglima militer saat itu Prayuth Chan-ocha, yang kini menjabat sebagai perdana menteri.

Ada spekulasi luas bahwa Thaksin kembali karena harapan bahwa pemerintah yang bersahabat akan mengurangi hukumannya, meskipun ia mengatakan keputusannya tidak ada hubungannya dengan upaya partai Pheu Thai untuk mendapatkan kekuasaan dan bahwa ia siap untuk mengikuti proses hukum. Pemerintahan yang akan mengakhiri masa jabatannya mengatakan Thaksin dapat meminta pengampunan kerajaan seperti tahanan lainnya. (AP)

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home