Mantan Presiden Afghanistan Merasa Dijadikan Kambing Hitam
DUBAI, SATUHARAPAN.COM-Mantan Presiden Afghanistan, Ashraf Ghani, menyalahkan kesepakatan Amerika Serikat dengan Taliban yang berakibat runtuhnya pemerintahannya dan mengklaim bahwa dia dijadikan "kambing hitam" setelah dia diam-diam melarikan diri dari negara itu.
“Dua faksi yang berbeda dari Taliban mendekat dari dua arah yang berbeda,” kata Ghani dalam salah satu wawancara pertamanya sejak melarikan diri dari Afghanistan ke Uni Emirat Arab (UEA), Agustus lalu.
“Dan kemungkinan konflik besar-besaran di antara mereka yang akan menghancurkan kota berpenduduk lima juta dan membawa malapetaka bagi orang-orang sangat besar,” dia menjelaskan mengapa dia melarikan diri.
Terlepas dari klaim yang bertentangan oleh pendahulu Ghani bahwa Taliban telah setuju untuk tidak mengambil alih Kabul, keluarnya Ghani yang tiba-tiba membuka jalan bagi kejatuhan cepat kelompok ekstremis itu.
Ghani mengatakan bahwa kesepakatan AS dengan Taliban mengarah pada “kudeta dengan kekerasan, bukan kesepakatan politik, atau proses politik.” Dilaporkan juga bahwa dia pergi dengan koper berisi uang tunai jutaan dolar.
"Saya ingin dengan tegas menyatakan, saya tidak membawa uang ke luar negeri," katanya kepada BBC. “Gaya hidup saya diketahui semua orang. Apa yang akan saya lakukan dengan uang itu?”
AS sedang menyelidiki tuduhan ini.
Kesepakatan antara AS dan Taliban, yang membuat AS menarik pasukannya sebagai imbalan atas pembicaraan damai dengan pemerintah Ghani, mantan presiden Afghanistan itu mengatakan inilah masalahnya.
“Alih-alih proses perdamaian, kami mendapat proses penarikan,” katanya. Dia mengklaim kesepakatan itu "menghapus" dia dan pemerintahannya. “Pekerjaan dalam hidup saya telah hancur. Nilai-nilai saya telah diinjak-injak. Dan saya dijadikan kambing hitam,” kata Ghani.
Banyak orang Afghanistan, termasuk pejabat yang bekerja erat dengannya, sekarang menjuluki Ghani sebagai pengkhianat dan menyalahkannya atas jatuhnya Kabul.
Wakil Kepala Misi di Kedutaan Besar Afghanistan di Washington, Abdul Hadi Nejrabi, sebelumnya mengatakan kepada Al Arabiya bahwa mereka tidak memiliki kontak dengan Ghani sejak dia melarikan diri.
“Dan dia akan diperlakukan seperti Taliban (jika ada kontak yang terjadi); pengkhianat rakyat Afghanistan,” kata Nejrabi.
Editor : Sabar Subekti
AS Laporkan Kasus Flu Burung Parah Pertama pada Manusia
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Seorang pria di Louisiana, Amerika Serikat, menderita penyakit parah perta...