Arab Saudi Minta Iran Hentikan Dukung Milisi Sektarian
RIYADH, SATUHARAPAN.COM-Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz meminta Iran berhenti mendukung milisi di wilayah tersebut dan memintanya untuk bekerja sama dengan upaya internasional untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir 2015 yang ditinggalkan, kantor berita negara SPA melaporkan pada hari Rabu (29/12).
“Iran adalah tetangga Kerajaan, dan kami berharap itu akan mengubah kebijakan dan perilaku negatifnya di kawasan itu, dan bergerak ke arah dialog dan kerja sama,” kata Raja dalam pidato tahunan di Dewan Syura.
Raja mengatakan, Arab Saudi “mengikuti dengan sangat prihatin kebijakan keamanan dan stabilitas rezim Iran yang tidak stabil di kawasan itu.”
Bersama dengan negara-negara Teluk lainnya, Arab Saudi telah lama mengatakan bahwa Iran perlu menghentikan kegiatannya yang memfitnah di kawasan itu dengan memberikan dukungan keuangan dan militer kepada jaringan milisi proksinya di Timur Tengah, termasuk di negara-negara seperti Yaman, Irak, Lebanon dan Suriah.
Raja mencantumkan kegiatan "negatif" Iran: "Pembentukan dan dukungan milisi sektarian dan bersenjata, penyebaran sistemik kemampuan militernya di negara-negara regional dan kegagalannya untuk bekerja sama dengan masyarakat internasional mengenai program nuklirnya dan pengembangan rudal balistik.”
Pidato Raja disampaikan pada saat ketegangan tinggi mengenai apakah pembicaraan Wina untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir Iran 2015 yang ditinggalkan akan berhasil.
Para diplomat dari Inggris, China, Prancis, Jerman, dan Rusia, dengan partisipasi tidak langsung dari Amerika Serikat, telah berusaha untuk membawa Washington kembali ke dalam kesepakatan dan meyakinkan Teheran untuk mematuhi kesepakatan dan menerapkan semua pembatasan pada program nuklirnya.
Arab Saudi dan negara-negara Teluk percaya itu perlu untuk dimasukkan dalam pembicaraan nuklir karena mereka secara langsung mempengaruhi kawasan itu. (Al Arabiya)
Editor : Sabar Subekti
AS Laporkan Kasus Flu Burung Parah Pertama pada Manusia
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Seorang pria di Louisiana, Amerika Serikat, menderita penyakit parah perta...