Mantan Presiden Filipina, Rodrigo Duterte, Dikabarkan Ajukan Suaka di Belanda

DEN HAAG, SATUHARAPAN.COM-Seorang pengacara Rodrigo Duterte yang telah berbicara mewakili keluarga tersebut sejak penangkapan mengejutkan mantan presiden Filipina tersebut dan pemindahannya ke Den Haag telah mengumumkan rencana untuk mengajukan suaka di Belanda.
Harry Roque, yang menjabat dua kali sebagai juru bicara presiden Duterte, meninggalkan Filipina pada bulan September setelah didakwa melakukan penghinaan pengadilan karena menolak menghadiri sidang tentang situs perjudian lepas pantai yang digunakan sebagai kedok untuk kegiatan kriminal.
Ia muncul kembali di sisi Duterte pekan lalu setelah mantan presiden tersebut diterbangkan ke Mahkamah Pidana Internasional (ICC) untuk menghadapi dakwaan kejahatan terhadap kemanusiaan yang terkait dengan tindakan keras berdarahnya terhadap narkoba yang menewaskan ribuan orang.
"Saya mengajukan suaka secara resmi di Belanda," kata Roque dalam jumpa pers langsung di Facebook pada hari Senin (17/3).
"Saya yakin dapat membuktikan penganiayaan politik melalui penuntutan yang tidak adil," katanya, merujuk pada surat perintah penangkapan yang dikeluarkan oleh komite kongres.
Roque, salah satu dari lima pengacara Filipina yang saat ini masuk dalam "daftar penasihat" ICC yang dapat mewakili terdakwa di pengadilan, mengatakan bahwa ia berharap dapat menjadi bagian dari tim pembela mantan presiden tersebut.
Pekerjaan itu juga akan mencegahnya untuk kembali ke rumah, katanya kepada wartawan. "Saya tidak dapat pulang. Saya harus membela presiden saya sebagai anggota penasihat ICC di Den Haag," katanya.
Ia menolak menjawab apakah ia akan kembali setelah kasusnya selesai.
Juru bicara istana kepresidenan, Claire Castro, mengatakan pada hari Selasa (18/3) bahwa permohonan suaka Roque "tidak akan berpengaruh pada kasus yang sedang dihadapinya".
"Bagaimana mungkin ada penganiayaan politik jika semua bukti sudah sangat kuat?" tanyanya, mengutip dokumen yang diduga mengaitkannya dengan situs perjudian yang sekarang dilarang.
Pengarahan Roque menyusul pengumuman Wakil Presiden, Sara Duterte, bahwa Nicholas Kaufman, seorang pengacara internasional kawakan, telah ditambahkan ke tim hukum ayahnya.
Kaufman sebelumnya telah mewakili klien di Den Haag termasuk mantan pemimpin pemberontak Kongo, Jean-Pierre Bemba, dan Aisha Qaddafi, putri mendiang diktator Libya.
Sementara kubu Duterte telah menyebutnya sebagai penasihat hukum utama, Kaufman mengatakan pada hari Senin bahwa perannya "belum ditentukan secara pasti". (AFP)
Editor : Sabar Subekti

BIN Luncurkan Akun medsos Resmi
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Badan Intelijen Negara (BIN) meluncurkan akun media sosial (medsos) resmi...