Mantan Presiden Guatemala Sangkal Terlibat Korupsi
GUATEMALA, SATUHARAPAN.COM - Dalam persidangan yang digelar hari Jumat (4/9) waktu setempat, Mantan presiden Guatemala, di Amerika Tengah, di selatan benua Amerika Utara, Otto Perez Molina kembali menyangkal dirinya terlibat tuduhan korupsi.
"Saya menyangkal semua tuduhan yang menyebut saya terlibat kasus La Linea," katanya sebagaimana dikutip BBC, hari Sabtu (5/9).
Ia menambahkan, dirinya berjanji akan bekerja sama dengan penegak hukum negara itu.
Di hadapan majelis hakim, Molina mengingatkan pengadilan bahwa dia telah menolak suap yang nilainya jauh lebih tinggi yang ditawarkan buronan gembong narkoba Meksiko, Joaquin "Shorty" Guzman pada 1993 lalu.
Molina mengundurkan diri beberapa hari sebelum pemilihan presiden, Minggu (6/9). Dia tak boleh mencalonkan diri lagi menurut konstitusi Guatemala.
Molina telah muncul di pengadilan setelah menghabiskan malam pertamanya di penjara akibat tuduhan terlibat skandal kasus korupsi.
Molina, yang berusia 64 tahun, menolak tuduhan bahwa dia adalah aktor utama dugaan kasus korupsi berupa penggelapan jutaan dollar dari bea cukai.
Sebelumnya dia telah mengundurkan diri sebagai presiden Guatemala setelah hakim memerintahkan penahanan dirinya saat sidang kasus skandal korupsi berjalan.
Pada Selasa lalu, Parlemen Guatemala sepakat mencabut hak kekebalan hukum yang selama ini melindungi Presiden Otto Perez Molina.
Sedikitnya 100 orang tengah dimintai keterangan sebagai tindak lanjut penyelidikan kasus dalam penyelidikan yang disebut skandal La Linea ini.
Skandal ini diwarnai praktek penyuapan para pebisnis kepada pejabat pemerintah dan petugas bea cukai untuk menghindar dari kewajiban membayar cukai.
Picu Unjuk Rasa
Masalah ini sebelumnya telah memicu serangkaian protes massal di Guatemala dan tuntutan massal agar Molina mengundurkan diri.
Wakil Presiden Alejandro Maldonado menggantikan posisi Mlona sampai presiden baru disumpah pada tanggal 14 Januari tahun depan.
Maldonado baru menjabat di posisinya sejak pertengahan bulan Mei, ketika wakil presiden sebelumnya Roxana Baldetti mengundurkan diri.
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Jerman Berduka, Lima Tewas dan 200 Terluka dalam Serangan di...
MAGDEBURG-JERMAN, SATUHARAPAN.COM-Warga Jerman pada hari Sabtu (21/12) berduka atas para korban sera...