Mantan Presiden Zimbabwe Robert Mugabe Meninggal di Singapura
SINGAPRA, SATUHARAPAN.COM – Robert Mugabe, pemimpin kontroversial yang pernah lama menjadi Perdana Menteri dan Presiden Zimbabwe, meninggal dunia di usia 95 tahun.
Mengukuhkan meninggalnya Mugabe, Presiden Zimbabwe saat ini Emmerson Mnangagwa menyebutnya sebagai 'bapak bangsa' negara tersebut.
"Mugabe adalah ikon pembebasan, seorang tokoh Afrika yang mendedikasikan hidupnya bagi emansipasi dan pemberdayaan rakyatnya." kata Mnangagwa di Twitter.
"Kontribusinya terhadap sejarah negara ini dan benua (Afrika) tidak akan terlupakan. Semoga jasadnya beristirahat dalam kedamaian abadi."
Laporan di situs berita Zimbabwe ZimLive melaporkan Mugabe meninggal pada hari Jumat (6/9) di Singapura.
Mugabe memimpin perjuangan negeri itu untuk merdeka dari Inggris ketika masih bernama Rhodesia, dan sejak itu mendominasi politik Zimbabwe selama hampir 40 tahun sebelum digulingkan dari kekuasaan dua tahun lalu.
Dikenal oleh pendukungnya sebagai pejuang melawan kaum imperialis kult putih, Robert Mugabe akan dikenang di banyak negara Barat sebagai seorang diktator yang membawa negerinya ke jurang kemiskinan.
Dilahirkan tanggal 21 Februari tahun 1924, di sebuah peternakan kecil di kawasan yang dikenal ketika itu dengan sebutan Rhodesia Selatan, Mugabe adalah anak ketiga dari enam bersaudara.
Mugabe, mulai dikenal ketika memimpin perang gerilya pada tahun 1970-an melawan penguasa Rhodesia yang berkulit putih, sehingga kemudian dikenal sebagai pemimpin revolusi yang membebaskan rakyatnya.
Pada tahun 1980, dia diangkat menjadi Perdana Menteri dan mengakhiri kekuasaan warga kulit putih di sana.
Selama dua puluh tahun berikutnya, kebijakan Mugabe membuat Zimbabwe yang pada awalnya memiliki perekonomian yang cukup stabil, menjadi negara miskin dengan kurangnya bahan makanan, dan inflasi tinggi.
Namun, kebijakannya yang paling kontroversial adalah ketika dia mengambil lahan warga kulit putih tanpa kompensasi sehingga dia dijuluki sebagai diktator rasis.
Mugabe, yang berulang kali dikritik karena gaya hidupnya sendiri yang bermewah-mewah, memiliki tiga pertanian yang diambil paksa dari pemiliknya yang berkulit putih.
Tetapi Mugabe selalu membela kebijakannya, yang disebutnya perjuangan melawan imperialisme kulit putih, dan bahkan mengatakan tidak keberatan dibandingkan dengan pemimpin Nazi Jerman Hitler.
"Hitler hanya memiliki satu tujuan, keadilan bagi warganya, kedaulatan bagi rakyatnya, pengakuan kemerdekaan, dan hak rakyat mereka untuk memiliki sumber daya yang ada." katanya. (abc.net.au)
Prasasti Batu Tertua Bertuliskan Sepuluh Perintah Tuhan Terj...
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Prasasti batu tertua yang diketahui yang bertuliskan Sepuluh Perintah Tuha...