Maruarar Sirait: Presiden 2014 Harus Mengayomi Rakyat dan Pluralistis
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Ketua DPP PDIP Maruarar Sirait menegaskan, jangan sampai Pemilu 2014 mendatang menghasilkan kekuasaan semata. Hal tersebut disampaikan Ara—panggilan akrab Maruarar Sirait—saat menghadiri diskusi politik di Media Center KPU, Menteng, Jakarta Pusat (13/9).
“Sayang sekali kalau biaya pemilu mendatang hanya memilih presiden. Pemilu haruslah memilih pemimpin yang bisa mengayomi seluruh rakyat,” kata Ara. Ia mengatakan, pemimpin mendatang harus bisa membawa Indonesia menguasai pasar dalam negeri dan juga berjiwa pluralistis.
Terkait masalah regenerasi dalam partainya, Ara mengatakan, dalam partai ada dua proses regenerasi, yakni alamiah dan instan, PDIP sedang menikmati masa panen dari proses regenerasi selama 10 tahun terakhir dengan munculnya kader-kader berkualitas seperti Joko Widodo, Ganjar Pranowo, Budiman Sudjatmiko, dan lain-lain.
Dalam partai, menurut Ara dibutuhkan kader-kader yang memiliki loyalitas, nilai tambah, dan dukungan publik yang luas untuk dipilih sebagai pemimpin.
PKPI Siap Raup Suara di Bali
Sementara itu caleg PKPI dari Bali Ida Cesilia mengatakan partainya siap meraup suara di Bali. “Kami siap bertarung dan mengambil suara dari pemilih mengambang di Bali,” kata Ida
Menurut Ida ada beberapa hal yang menjadi perhatiannya untuk meraih simpatisan di Bali. Beberapa hal tersebut adalah pendidikan dan lingkungan. “Kurikulum pendidikan kita sudah sangat buruk sekali dan itu harus kita benahi bersama dengan semangat kebangsaan. Selain itu masalah lingkungan juga harus menjadi perhatian kami, karena lingkungan selalu dieksploitasi dan kurang sekali upaya untuk mengatasi masalah lingkungan,” kata Ida.
Ida mengatakan, dalam kampanye Pemilu Legislatif (pileg) nanti dirinya akan selalu berusaha mencerdaskan konstituennya.
Parpol Telah Gagal Dalam Regenerasi Kader
Sementara itu, pengamat politik Hanta Yuda menilai partai-partai yang ada sekarang telah gagal dalam meregenerasi kader-kadernya.
Hanta mengatakan, kegagalan regenerasi tidak hanya masalah usia saja, namun juga dalam hal gagasan dan ide. “Ada tiga hal yang menjadi penyebab gagalnya regenerasi partai, yakni, terjebak pada sistem yang hanya mengandalkan popularitas dan kekuatan kapital, sangat, dan adanya regenerasi kartel dalam partai, artinya partai akan sangat takut partainya ditinggalkan kadernya,” kata Hanta.
Hanta mengatakan, harus ada proses demokratisasi dalam regenerasi di parpol. “Harus ada regulasi juga bagi parpol agar melibatkan publik dalam proses seleksinya,” kata Hanta.
Hanta menilai, harus setiap parpol apabila mengusung kadernya sebagai caleg harus mempertimbangkan proses acceptability dan tidak hanya popularitas semata. “Partai harus memiliki parameter dalam penentuan caleg,” kata Hanta.
Editor : Bayu Probo
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...