Masih Ada Hambatan untuk Perdamaian Suriah
SATUHARAPAN.COM – Apakah pembicaan di Jenewa, Swiss untuk perdamaian Suriah yang telah berperang selama lebih dari lima tahun akan menghasilkan perdamaian? Sayangnya, sampai hari ini temntang siapa yang akan hadir dalam pertemuan itu masih belum ada kejelasan.
Pertemuan itu dijadwalkan mulai hari Senin lalu, tetapi tertunda karena pihak opoisisi belum memberikan kepastian akan datang, dan direncanakan lagi pada hari Jumat (29/1) besok.
Kelompok oposisi mengadakan pertemuan di Arab Saudi, pada Rabu dan mereka menunggu respon PBB untuk tuntutan mereka.
Harapan pertemuan Jenewa itu semakin kecil, setelah salah satu kelompok oposisi utama dalam perang Suriah mengatakan pada hari Rabu bahwa mereka akan menghadiri pembicaraan damai Jenewa dengan syarat pengepungan di negara tersebut diangkat, dan syarat-syarat lainnya dipenuhi.
Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan pada akhir pertemuan di Arab Saudi pada hari Selasa, Komite Negosiasi Tinggi (HNC) menyebutkan "perlunya mewujudkan pemulihan di sana sebelum memulai dalam proses negosiasi."
Komite itu didukung Arab Saudi dan dipimpin oleh Riyad Hijab, mantan perdana menteri yang membelot ke pihak oposisi pada tahun 2012. Ini merupakan koalisi yang mencakup kelompok oposisi politik utama, Koalisi Nasional Suriah, dan banyak faksi pemberontak utama dalam pertempuran di Suriah .
Sementara itu, pihak rezim Bashar Al-Assad menyebutkan akan menghadiri pertemuan di Jenewa. Wakil Menteri Luar Negeri Rusia, Gennady Gatilov, mengatakan pada hari Rabu bahwa Menteri Luar Negeri Suriah, Walid Muallem, akan memimpin delegasi pemerintah Suriah pada pembicaraan damai dengan oposisi di Jenewa.
Partisipasi Kurdi
Tentang partisipasi kelompok oposisi Kurdi di Suriah juga membuat pertemuan makin tertunda, terutama karena pihak Turki menolak mereka masuk dalam perundingan.
Turki, pendukung utama pemberontak, namun melihat salah satu kelompok utama pemberontak dari Kurdi Suriah sebagai cabang dari Partai Buruh Kurdi (PKK) yang memberontak melawan Turki.
Kurdi Suriah dengan sayap politiknya, Uni Partai Demokrat (PYD) dan milisi YPG dianggap Turki sebagai cabang dari PKK yang mengobarkan pemberontakan panjang melawan Ankara. Dan Turki mengancam akan memboikot pembicaraan Jenewa jika PYD diwakili di sana.
Sementara itu, pihak Rusia yang mendukung Suriah bersikeras agar PYD ikut dalam pembicaraan damai. PYD dikatakan memainkan peran penting dalam memerangi kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (NIIS atau ISIS) dan merupakan bagian penting dari setiap penyelesaian politik di Suriah.
Di pihak lain, Menteri Luar Negeri Turki, Mevlut Cavusoglu, mengatakan Ankara akan "memboikot" pembicaraan pada hari Jumat jika PYD berada dalam perundingan.
Sedangkan Khawla Mattar, juru bicara utusan PBB untuk Suriah, Staffan de Mistura mengatakan "tidak ada rencana untuk mengundang" pihak dari non-Suriah ketika ditanya tentang kemungkinan masuknya delegasi pengamat dari Turki, Rusia, Amerika Serikat atau Prancis.
Pihak Amerika Serikat tampaknya mendorong agar oposisi Suriah hadir di Jenewa. Kelompok oposisi Suriah harus merebut kesempatan bersejarah untuk menghadiri pembicaraan damai dan berangkat tanpa prasyarat, kata Departemen Luar Negeri AS.
"Fraksi-fraksi oposisi memiliki kesempatan bersejarah untuk pergi ke Jenewa dan mengusulkan hal serius dan cara-cara praktis untuk menerapkan gencatan senjata, akses kemanusiaan dan tindakan membangun kepercayaan lainnya, dan mereka harus melakukannya tanpa prasyarat," kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Mark Toner, hari Rabu.
Otoritas Suriah Tunjuk Seorang Komandan HTS sebagai Menteri ...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Penguasa baru Suriah telah menunjuk Murhaf Abu Qasra, seorang tokoh terkem...