Masinis Amtrak Mengaku Tidak Ingat Kecelakaan Kereta
PHILADELPHIA, SATUHARAPAN.COM – Brandon Bostian, masinis kereta Amtrak yang tergelincir di Philadelphia, Amerika Serikat (AS), Selasa (12/5) waktu setempat, mengaku tidak ingat kecelakaan itu.
Menurut laporan BBC News, pengacara Roberst Goggin mengatakan, pria berusia 32 tahun tersebut menderita gegar otak dan diperlukan 14 jahitan di kepalanya.
Tim penyelamat melaporkan, hingga Kamis (14/5) kemarin, telah ditemukan delapan tubuh korban tewas di bawah reruntuhan dinding kereta Amtrak yang terguling. Selain itu, sebanyak 243 penumpang lainnya berhasil dicatat dan dievakuasi.
“Anjing pelacak menemukan delapan tubuh korban dan telah dikirim ke forensik. Identitas hanya akan diungkap bila keluarga menghendaki demikan,” ujar Wali Kota Philadelphia, Michael Nutter.
Kereta saat itu melaju pada kecepatan 106 mil per jam atau 170 kilometer per jam, dengan batas kecepatan 50 mil per jam.
Goggin, mewakili Bostian, mengatakan Bostian tahu batas kecepatan tersebut. Namun, kereta tidak dapat dikendalikan saat ia mencoba mengurangi kecepatan. Dia lupa menggunakan rem darurat.
Bostian bersikap kooperatif dalan pemeriksaan polisi dengan menyetujui tes darah dan menyerahkan telepon genggamnya. Ia mengaku tidak minum alkohol ataupun mengkonsumsi obat-obatan.
Wali Kota Nutter mengatakan masinis tersebut jelas sembrono dan tidak bertanggung jawab. Wali Kota mempertanyakan fokus kerja Bostian dan alasannya menentukan kecepatan tersebut.
"Dengan akal sehat, orang akan berpikir apakah itu baik bila melakukan perjalanan pada tingkat kecepatan setinggi itu, sementara tahu batas kecepatan yang telah ditentukan," kata Nutter.
Akan tetapi, Dewan Keselamatan Transportasi Nasional (The National Transportation Safety Board/NTSB), tidak cepat menyalahkan Bostian. Pengkaji Kecelakaan ingin memberikan waku kepada Bostian untuk pulih dari shock sebelum mulai berbicara kepadanya tentang kecelakaan itu.
Bostian bekerja untuk Amtrak sebagai kondektur selama sembilan tahun. Ia mulai menjadi masinis pada 2010. Bostian lulus dari University of Missouri-Columbia pada 2006.
CEO Amtrak, Joe Boardman, berjanji akan menggunakan Positive Train Control (Kontrol Kereta Positif) untuk mencegah kecelakaan. Sistem itu akan aktif di seluruh kereta koridor timur laut pada akhir tahun ini.
"Kami mungkin akan menjadi satu-satunya kereta api di belahan bumi Barat dengan sistem Positive Train Control," kata Boardman.
Para Korban
Delapan korban yang ditemukan tersebut adalah sebagai berikut.
Jim Gaines (48), ayah dari dua anak, arsitek perangkat lunak untuk Associated Press. Ia akan pulang ke New Jersey setelah menghadiri konferensi kerja di Washington DC.
Justin Zemser, taruna berusia 20 tahun, sedang cuti dari Akademi Angkatan Laut di Maryland untuk mengunjungi keluarga di New York.
Abid Gilani, wakil presiden senior Wells Fargo.
Rachel Jacobs, CEO perusahaan teknologi dan ibu dari anak usia 2 tahun.
Derrick Griffith, dekan bidang kemahasiswaan Perguruan Tinggi New York Medgar Evers.
Bob Gildersleeve (45), ayah dua anak, wakil presiden Ecolab, perusahaan keamanan pangan di Maryland
Giuseppe Piras (41) dari Italia, yang berada di Amerika Serikat untuk perjalanan bisnis.
Laura Finamore (47) dari Manhattan, yang kembali ke New York dari Washington untuk suatu acara peringatan.
Editor : Sotyati
Otoritas Suriah Tunjuk Seorang Komandan HTS sebagai Menteri ...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Penguasa baru Suriah telah menunjuk Murhaf Abu Qasra, seorang tokoh terkem...