Maskapai Asia Tenggara Siap Hadapi Liberalisasi Penerbangan
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Sejumlah maskapai di negara-negara Asia Tenggara terus berekspansi dengan menambah armada pesawat yang mereka miliki guna menghadapi liberalisasi penerbangan ASEAN 2015.
Maskapai Bangkok Airways (Thailand) misalnya memesan pesawat ATR 72-600 dan maskapai VietJetAir (Vietnam) menyelesaikan pemesanan lebih dari seratus pesawat Airbus berlorong tunggal.
"Kedatangan pesawat ATR 72-600 baru ini adalah kesinambungan yang logis dari kemitraan jangka panjang yang telah mewujudkan hasil yang baik selama ini," kata Presiden Bangkok Airways Puttipong Prasarttong-Osoth, dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Rabu (12/2).
Sebagaimana diketahui, kebijakan Open Sky ASEAN 2015 diharapkan dapat mengatasi hambatan dalam dunia penerbangan sehingga semakin banyak anggota masyarakat di negara-negara Asia Tenggara yang berkesempatan untuk terbang.
Sementara itu, VietJetAir juga menyelesaikan pemesanan besar untuk pesawat jenis A320 sebagai rencana ekpansi di masa depan.
Perjanjian jual beli itu termasuk pemesanan untuk 42 unit A320neo, 14 unit A320ceo, 7 unit A321ceo dan 30 hak pembelian pesawat itu. Selain itu, VietJetAir menyewa delapan lagi pesawat jenis A320 dari pihak ketiga.
"Kami akan mengkembangkan bisnis kami di seluruh Asia-Pasifik," kata Direktur Utama VietJetAir Luu Duc Khanh.
VietJetAir mulai beroperasi pada tahun 2011, dan merupakan maskapai swasta pertama di Vietnam yang melayani rute penerbangan domestik maupun internasional.
Sektor penerbangan di kawasan Asia-Pasifik termasuk Indonesia, berdasarkan riset perusahaan manufaktur pesawat Airbus, merupakan pasar dengan pertumbuhan terpecat dan diperkirakan membutuhkan 11.000 pesawat dalam 20 tahun mendatang.
Sementara itu, Uni Eropa siap dalam membantu meliberalisasi pasar penerbangan di negara-negara kawasan Asia Tenggara termasuk Indonesia, terkait pula dengan rencana pemberlakuan pasar penerbangan tunggal ASEAN pada tahun 2015.
Uni Eropa dan ASEAN tengah menggelar KTT Penerbangan UE-ASEAN yang berlangsung di Singapura, 11-12 Februari 2014. Topik utama yang bakal dibahas dalam KTT Penerbangan UE-ASEAN tersebut antara lain mengenai pasar penerbangan tunggal yaitu bagaimana pengalaman Uni Eropa dalam mengintegrasikan pasar, meniadakan hambatan serta menciptakan peraturan transportasi udara.
Berdasarkan data Uni Eropa, separuh dari pertumbuhan lalu lintas penerbangan dunia selama 20 mendatang adalah lalu lintas penerbangan di kawasan Asia-Pasifik.
Hal itu membuat kawasan tersebut akan berada di peringkat teratas dunia untuk lalu lintas penerbangan pada 2030, dan memiliki pangsa pasar sebesar 38 persen. (Ant)
Obituari: Mantan Rektor UKDW, Pdt. Em. Judowibowo Poerwowida...
YOGYAKARTA, SATUHARAPAN.COM-Mantan Rektor Universtias Kristen Duta Wacana, Yogyakarta, Dr. Judowibow...