Matang Karbitan
Rakyat hanya butuh orang yang peduli, mengerti, dan mau melayani, bukan sebaliknya.
SATUHARAPAN.COM – Dahulu, sewaktu saya kecil, puluhan tahun silam, yang namanya karbit itu biasa dipakai anak-anak bermain meriam tanam, yakni tanah yang dilubangi kemudian ditutup lempengan batu-batu lalu diisi karbit yang dicampur sedikit air terus lubang ditutup kain. Reaksi kimia pun terjadi ketika karbit menjadi gas dan meledak ketika diberi api lewat lubang kecil yang dibuat. Itulah kepuasan bermain anak-anak waktu itu.
Sekarang karbit dipakai untuk bermacam keperluan, termasuk memeram buah-buahan supaya cepat masak tanpa menunggu ranum alami. Buah cepat masak dan siap dijual di pasar. Itu cara cepat yang praktis, meski dari rasa tetap ada beda antara masak pohon dengan masak karena karbitan.
Dalam dunia manusia pun ada juga matang karbitan, belum cukup umur atau belum siap tampil karena minim pengalaman. Banyak calon yang belum matang pengalaman dalam dunia politik sudah dicalonkan untuk maju bertarung di pemilihan, bisa calon anggota dewan, calon gubernur, bupati, atau walikota. Akibatnya kelihatan kedodoran baik dalam penyampaian visi misinya, usulan programnya, maupun dalam debat kandidat.
Orang cenderung ingin cepat sampai tujuan. Sikap itu tentu saja sah, tetapi kalau potong kompasnya tanpa perhitungan, semua dibuat serbainstan, pakai metode buru-buru, tampaknya ini bukan proses pendewasaan yang semestinya. Ada proses pembelajaran sambil menunggu yang bersangkutan siap mental dan lebih menguasai bidangnya. Semua proses perlu waktu yang cukup. Karena itulah, pendidikan dibuat berjenjang dalam kurun waktu tertentu dalam meningkatkan ilmu pengetahuan. Dalam dunia usaha pun ada rumus harus jatuh bangun dulu sebelum menjadi pengusaha sukses.
Saat ini dunia politik jadi incaran orang karena ingin menjadi penguasa, terkenal, dan dihormati. Politikus cenderung tidak rasional dan tidak sabaran. Dunia politik memang terkenal jadi kubangan wadah manusia yang berspekulasi karena di situ tidak terlalu ditelusur atau ditanya asal usul, latar belakang pendidikan, golongan darah dan lainnya, tetapi hanya merujuk pada kepentingan yang sama.
Matang karbitan dalam dunia politik rasanya tidak pas bagi pemilih cerdas yang berniat menitipkan negeri ini kepada mereka yang benar-benar memiliki integritas, reputasi, dan moralitas yang tepercaya. Rakyat hanya butuh orang yang peduli, mengerti, dan mau melayani, bukan sebaliknya.
Percayalah!
Email: inspirasi@satuharapan.com
Editor : Yoel M Indrasmoro
Duta Besar: China Bersedia Menjadi Mitra, Sahabat AS
BEIJING, SATUHARAPAN.COM-China bersedia menjadi mitra dan sahabat Amerika Serikat, kata duta besar C...