Mayat di Truk Kontainer Diduga Korban Perdagangan Manusia
LONDON, SATUHARAPAN.COM-Sebagian besar dari 39 mayat yang ditemukan tewas di dalam sebuah truk di dekat London kemungkinan berasal dari Vietnam, kata seorang pemimpin komunitas dari desa pertanian di mana banyak korban diyakini berasal, kepada Reuters, hari Sabtu (26/10).
Ditemukan 39 mayat, satu di antaranya masih remaja, dalam sebuah truk kontainer pada hari Rabu (23/10) di sebuah kawasan industri di Grays, sekitar 32 kilometer sebelah timur London.
Sebelumnya beredar berita bahwa para korban kemungkinan warga China, namun identitas para korban masih diselidiki. Polisi mengatakan mereka percaya para korban itu orang China, tetapi pihak Beijing mengatakan negara itu belum dikonfirmasi. Pejabat China dan Vietnam sekarang bekerja sama dengan polisi Inggris, kata kedua kedutaan itu.
Pastor Anthony Dang Huu Nam, seorang imam Katolik di kota terpencil Yen Thanh di Provinsi Nghe An, Vietnam, 300 kilometer selatan kota Hanoi, mengatakan ia berhubungan dengan anggota keluarga para korban.
"Seluruh distrik dipenuhi oleh kesedihan," kata Nam, ketika doa untuk orang yang meninggal yang diperdengarkan melalui pengeras suara di seluruh kota yang berkabut dan hujan pada hari Sabtu (26/10).
"Aku masih mengumpulkan detail kontak untuk semua keluarga korban, dan akan mengadakan upacara untuk berdoa bagi mereka malam ini. Ini adalah bencana bagi komunitas kami," katanya.
Putus Kontak
Nam mengatakan keluarga mengatakan kepadanya bahwa mereka tahu kerabat bepergian ke Inggris pada saat itu dan tidak dapat menghubungi orang yang mereka cintai.
Kementerian luar negeri Vietnam mengatakan dalam sebuah pernyataan pada hari Sabtu bahwa pihaknya telah memerintahkan kedutaannya di London untuk membantu polisi Inggris dalam mengidentifikasi korban. Kementerian tidak menanggapi permintaan komentar lebih lanjut mengenai kewarganegaraan orang yang meninggal itu.
Nghe An adalah salah satu provinsi termiskin di Vietnam, dan rumah bagi banyak korban perdagangan manusia yang berakhir di Eropa, menurut laporan bulan Maret oleh Pacific Links Foundation, sebuah organisasi anti-perdagangan manusia yang berbasis di Amerika Serikat.
Korban lain diyakini berasal dari provinsi tetangga, Ha Tinh, kata Nam, di mana dalam delapan bulan pertama tahun ini, 41.790 orang pergi mencari pekerjaan di tempat lain, termasuk ke luar negeri, menurut media pemerintah.
Provinsi tersebut mengalami bencana lingkungan terburuk pada tahun 2016 ketika sebuah pabrik baja milik Formosa Plastics, Taiwan mencemari perairan pantai, menghancurkan industri perikanan dan pariwisata setempat dan memicu protes meluas.
Salah satu korban yang diduga dari Ha Tinh, Pham Thi Tra My, 26 tahun, telah mengirim pesan teks kepada ibunya mengatakan bahwa dia tidak dapat bernapas pada saat kontainer truk sedang dalam perjalanan dari Belgia ke Inggris.
"Gadis itu mengatakan dalam pesannya bahwa dia tidak bisa bernapas di dalam truk. Orang tuanya tidak bisa bernapas di rumah," kata Nam.
Editor : Sabar Subekti
Laporan Ungkap Hari-hari Terakhir Bashar al Assad sebagai Pr...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Presiden terguling Suriah, Bashar al Assad, berada di Moskow untuk menghad...