Mayoritas Ekonom Yakin The Fed Tidak Naikkan Bunga Hari Ini
WASHINGTON, SATUHARAPAN.COM – Bank Sentral Amerika Serikat atau lebih dikenal dengan sebutan The Fed (Federal Reserve) memulai rapat dua hari pada hari Rabu (16/9) waktu setempat atau hari Rabu malam WIB. Mereka akan mengambil keputusan pada hari kedua, yaitu Kamis siang atau Kamis larut malam di Indonesia, apakah akan mempertahankan suku bunga acuan atau menaikkannya. (Waktu Jakarta lebih awal 11 jam dibanding Washington).
Suku bunga The Fed sudah berada di titik 0 persen sejak tahun 2006.
Komite Pasar Terbuka The Fed diharapkan sudah mengumumkan keputusannya pada hari Kamis pukul 14:00 waktu setempat atau Jumat dini hari di Jakarta.
Masih sulit ditebak apa yang akan menjadi keputusan The Fed. Data ekonomi AS memberikan sinyal yang saling yang bertentangan. Di satu sisi angka pengangguran sudah menurun tetapi di sisi lain inflasi masih rendah, padahal pergerakan inflasi merupakan salah satu pertimbangan untuk menaikkan suku bunga, selain peningkatan kesempatan kerja.
Selain itu pertumbuhan ekonomi Tiongkok yang melambat telah menyebabkan penurunan 40 persen harga-harga saham di bursa saham Shanghai dalam tiga bulan, yang membuat pasar saham global juga melesu.
Perbankan global dan lembaga investasi melihat bahwa kenaikan suku bunga akan memicu pendapatan mereka, namun di sisi lain sebagian besar ahli melihat kemungkinan untuk tidak menaikkan suku bunga sedikit lebih tinggi.
Dalam sebuah jajak pendapat Reuters terhadap 80 ekonom, 45 orang mengatakan The Fed akan mempertahankan suku bunga acuan, sedangkan 35 ekonom mengharapkan akan ada kenaikan.
Sementara di antara dealer utama perbankan global, 12 bank berharap The Fed mempertahankan suku bunga sedangkan sisanya, 10, mengharapkan kenaikan.
Menurut Ekonom Senior Moody Analytics di West Chester, Pennsylvania, Ryan Sweet alasan untuk menaikkan maupun mempertahankan suku bunga sama-sama kuat.
"Pendekatan pengelolaan risiko berpendapat lebih baik The Fed menahan untuk tidak menaikkan bunga, tetapi jika The Fed benar-benar mendasarkan diri pada data sangat kuat alasan untuk menaikkan suku bunga," kata dia.
Sementara itu, berdasarkan kontrak perdagangan berjangka di Chicago Mercantile Exchange, pasar keuangan pada Rabu (16/9) hanya melihat peluang 23 persen bagi kenaikan tingkat bunga pada hari ini.
Kongres mengamanatkan agar dalam memutuskan kenaikan suku bunga, The Fed harus mempertimbangkan angka pengangguran dan tingkat inflasi.
Tingkat pengangguran AS turun menjadi 5,1 persen pada Agustus, sebuah level yang sepertinya akan menaikkan tingkat bunga dan inflasi. Hanya saja upah perjam rata-rata hanya meningkat 2,2 persen tahun lalu.
Walaupun The Fed sudah menargetkan bunga acuan di level 0.00-0,25 persen sejak tahun 2008, hanya sedikit tanda bahwa inflasi AS akan naik yang menjadi dasar bagi menaikkan bunga. Sementara pertumbuhan ekonomi tercatat 3,7 persen pada kuartal kedua tahun ini.
Dalam data yang dilaporkan pada Rabu oleh Departemen Tenaga Kerja AS, indeks harga konsumen secara tak terduga turun pada bulan Agustus karena harga bensin kembali mengalami penurunan dan dolar yang kuat menahan biaya impor. Dolar telah mengalami apresiasi 17,1 persen terhadap mata uang mitra dagang utama Amerika Serikat 'sejak Juni 2014.
Indeks Harga Konsumen tergelincir 0,1 persen pada Agustus, penurunan pertama sejak Januari, setelah merayap naik 0,1 persen pada Juli. Dalam 12 bulan hingga Agustus, Indeks Harga Konsumen naik 0,2 persen, setelah kenaikan dalam level yang sama pada bulan Juli.
Ketua The Fed, Janet Yellen, telah menghindar memberikan komentar yang signifikan
Sementara itu dari New York dilaporkan bila The Fed menaikkan suku bunga, itu akan memberikan daya angkat bagi bank-bank besar AS dan mengimbangi penurunan laba dari penyelesaian hukum dan pengetatan peraturan.
Jika The Fed memberikan lampu hijau untuk kenaikan suku bunga pada Kamis, JPMorgan Chase, Bank of America dan bank-bank besar lainnya akan mengenakan biaya pinjaman lebih besar untuk perusahaan dan individu, mempengaruhi transaksi tak terhitung, dari pembelian mobil dan hipotik, hingga investasi modal usaha.
"Pinjaman uang akan menjadi menguntungkan lagi," kata Gregori Volokhine, presiden Meeschaert Capital Markets.
Bank juga akan melihat kenaikan suku bunga The Fed sebagai sebuah dorongan untuk prospek ekonomi dan "lampu hijau" untuk meningkatkan tingkat pinjaman keseluruhan, katanya.
Setelah pertemuan dua hari, The Fed pada Kamis pukul 14:00 waktu setempat atau Jumat pukul 01:00 dini hari akan merilis pernyataan kebijakan moneter, diikuti oleh konferensi pers dengan Ketua Fed Janet Yellen.
Peningkatan suku bunga pinjaman The Fed satu persentase poin akan diterjemahkan menjadi 2,70 miliar dolar AS keuntungan tambahan untuk JPMorgan, 3,85 miliar dolar AS untuk Bank of America dan sekitar dua miliar dolar AS untuk Citigroup, menurut perhitungan termasuk dalam pengajuan surat berharga bank-bank.
Tetapi jika The Fed menaikkan tingkat suku bunga minggu ini, kenaikan tersebut kemungkinan hanya 0,25 persen, yang dengan sendirinya tidak akan signifikan meningkatkan keuntungan bank.
"Jika mereka hanya meningkatkan (suku bunga) 25 basis poin, saya pikir bank-bank akan menyambut sinyal, tetapi Anda tidak akan melihat peningkatan pendapatan besar pada sesuatu yang seperti itu," kata Justin Fuller, direktur senior di Fitch Ratings. (Reuters/Ant)
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...