Mayoritas Militan ISIS dari Eropa Berasal dari Prancis
PARIS, SATUHARAPAN.COM – Hampir setengah dari jihadis Eropa yang diketahui telah melakukan perjalanan ke wilayah yang dikuasai oleh kelompok ekstremis Islamic State (ISIS) berasal dari Prancis, menurut laporan Senat pada Rabu (8/4).
Lebih dari 1.430 warga Prancis pergi ke Irak dan Suriah, mewakili 47 persen jihadis Eropa yang sudah diketahui dan dicatat, kata Senator Jean-Pierre Sueur, yang memimpin penyelidikan parlemen terhadap jaringan jihadis, kepada wartawan.
Menurut Sueur, badan intelijen domestik Prancis saat ini memantau lebih dari 3.000 orang yang dicurigai terlibat dalam jaringan Suriah, yang meningkat 24 persen sejak November tahun lalu.
Sekitar 85 warga Prancis diperkirakan meninggal di zona yang diduduki ISIS, sementara dua lainnya ditahan di Suriah, kata laporan tersebut.
Hal yang menjadi perhatian khusus bagi beberapa badan intelijen, yakni sekitar 200 orang yang pergi akan kembali ke Prancis, mendorong kekhawatiran bahwa mereka akan melancarkan serangan seperti penembakan pada 7-9 Januari yang membunuh 17 orang.
Sueur menambahkan bahwa 152 orang radikal Islam saat ini berada di penjara Prancis.
Pihak berwenang juga khawatir tentang radikalisasi penjara dan telah meluncurkan sejumlah kebijakan untuk berupaya memerangi hal ini, seperti menambah 60 ulama Muslim untuk 182 yang sudah dipekerjakan di beberapa penjara.
Pria Swiss Ditangkap karena Mau Bergabung dengan ISIS
Sementara itu dari Jenewa dilaporkan seorang pria asal Swiss berusia 25 tahun yang dicurigai hendak pergi ke Suriah atau Irak untuk bergabung dengan kelompok militan ditangkap di bandara Zurich, kata kantor kejaksaan federal, Rabu (08/04).
Pria tersebut, yang berasal dari wilayah Zurich, ditangkap pada Selasa saat hendak menaiki pesawat menuju Istanbul, Turki.
Pria tidak dikenal itu dituduh memiliki keterkaitan dengan sebuah kelompok terlarang di Swiss dan mendukung sebuah organisasi kejahatan.
Penangkapan itu menunjukkan “pengejaran hukum sistematis terhadap semua orang di Swiss yang berusaha terlibat dalam terorisme jihadis,” kata jaksa penuntut.
Tahun lalu, dua orang dijatuhi hukuman penjara karena mendukung organisasi kejahatan dan menghadapi gugatan atas kekerasan – mengacu pada propaganda Internet.
Tiga pria asal Irak juga ditangkap tahun lalu atas dugaan mendukung kelompok Islamic State (ISIS) menghadapi beberapa dakwaan.
Meningkatnya jumlah warga Eropa yang pergi berperang di Irak dan Suriah membuat pemerintah khawatir bahwa para veteran yang sudah terlibat pertempuran akan kembali ke negaranya dan melancarkan serangan teror serta kekerasan. (Ant/AFP)
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...