Mayoritas Warga Israel Tidak Percaya Kemungkinan Perdamaian
YERUSALEM, SATUHARAPAN.COM – Menurut sebuah jajak pendapat, mayoritas warga Israel mendukung dimulainya kembali pembicaraan perdamaian dengan Otoritas Palestina, tapi tidak benar-benar percaya proses diplomasi dapat menghasilkan kesepakatan damai. Jajak pendapat ini dilakukan surat kabar Israel Hayom bersama dengan New Wave Research, seperti dilansir dari situs berita Israel Arutz Sheva pada hari Sabtu (29/6).
Survei mengungkapkan bahwa hampir 57 % responden mendukung upaya dan ingin melihat pembicaraan dihidupkan kembali, sedangkan 28,6% menentang pembicaraan. Menariknya, 69,3% dari responden, mayoritas mungkin mendukung dimulainya kembali pembicaraan, menentang tawaran baik Otoritas Palestina seperti pembebasan tahanan, pengurangan pembatasan perjalanan dan sejenisnya. Hanya 19,5% responden yang mendukung gerakan tersebut, sementara 11,1% responden mengatakan mereka tidak tahu.
Kelompok terbesar dari responden, 35,5%, berpendapat Israel tidak harus membagi Yerusalem, sementara 30,3% paling menentang pemberian warga Arab Otoritas Palestina hak untuk kembali yang akan melihat Israel dibanjiri jutaan orang Arab. 17,6% mengatakan bahwa Israel harus menahan diri dari menyerahkan semua wilayah, sementara 7% yang paling menentang menyerahkan apa yang disebut “blok permukiman Yahudi”.
Pada akhirnya, 55,4% responden tidak percaya kesepakatan perdamaian permanen bahkan kemungkinannya, sementara 30,9% mengatakan percaya itu mungkin.
Jajak pendapat ini dilakukan pada hari Rabu lalu (26/6). Sampel terwakili dengan 500 responden Yahudi, penduduk Israel berbahasa Ibrani. Semua responden berusia 18 ke atas. Margin kesalahan dalam jajak pendapat ini 4,4%.
Jajak pendapat dilakukan sebelum agenda pertemuan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, John Kerry, dengan Perdana Menteri Israel, Benyamin Netanyahu, di Yerusalem pada hari Jumat sore (28/6).
Editor : Sabar Subekti
Otoritas Suriah Tunjuk Seorang Komandan HTS sebagai Menteri ...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Penguasa baru Suriah telah menunjuk Murhaf Abu Qasra, seorang tokoh terkem...