McDonald's Naikkan Gaji 90.000 Karyawannya
ILLINOIS, SATUHARAPAN.COM – McDonald's Corporation yang telah berjuang menghadapi protes pekerja dan penjualan yang mengendur beberapa waktu belakangan mengumumkan rencana menaikkan gaji sekitar 90.000 karyawannya yang berlaku mulai bulan Juli.
Menurut pengumuman yang dilansir hari Rabu (1/4), kenaikan gaji itu akan menjadikan tingkat upah rata-rata per jam karyawan penyedia hamburger siap saji itu menjadi lebih tinggi US$ 1 di atas upah minimum. McDonald's juga mengatakan rata-rata upah karyawannya akan naik menjadi lebih dari US$ 10 per jam pada akhir 2016.
Perusahaan itu juga mengumumkan rencana membagikan benefit liburan kepada karyawannya di seluruh restoran yang dioperasikannya, yang mencakup 10 persen dari seluruh restoran McDonald's di dunia. Karyawan yang tidak mengambil waktu libur, akan dibayar dengan nilai yang berlaku pada saat itu.
Kendati demikian, langkah positif ini masih mendapat penentangan dari sebuah organisasi pekerja makanan cepat saji yang sebelumnya mendesak McDonald's menaikkah upah sampai US$ 15 per jam.
"Ini langkah yang lemah untuk sebuah perusahaan yang mencatatkan keuntungan US$ 5,6 miliar tahun lalu," kata Kwanza Brooks, pekerja McDonald's dari Charlotte, North Carolina, yang ikut dalam gerakan Fight for US$ 15, yang diprakarsai oleh organisasi pekerja makanan cepat saji yang memprotes upah.
Brooks, yang mengaku dibayar dengan upah US$ 7,25 per jam, menyebut kenaikan itu hanya sebagai upaya pencitraan.
Gerakan Fight for US$ 15 mengatakan mereka akan memprotes kenaikan gaji itu di depan restoran McDonald's hari ini karena menganggap kenaikan itu tidak cukup dan hanya menguntungkan 5 persen pekerja McDonald's.
Memang, kenaikan gaji dan tunjangan liburan hanya berlaku untuk karyawan di restoran yang dioperasikan oleh McDonald's -- tidak berlaku pada restoran yang dioperasikan oleh terwaralaba, yang jumlahnya hampir 90% dari 14.350 lokasi McDonald's di AS.
Pengumuman McDonald's merupakan cerminan dari langkah-langkah pengecer nasional lainnya di AS untuk menaikkan upah, di tengah berkembangnya keprihatinan atas ketimpangan pendapatan. Presiden Barack Obama telah mengusulkan kenaikan upah minimum pemerintah federal menjadi US$ 10 per jam.
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...