Media Australia Sebut Masjid di Kawasan Menteng Jakarta Sarang ISIS
SYDNEY, SATUHARAPAN.COM – Sydney Morning Herald (SMH) melansir sebuah berita yang mengejutkan. Menurut penelusuran media tersebut berdasarkan wawancara dengan sumber-sumber kredibel di Tanah Air, sebuah masjid kawasan elit Menteng, telah menjadi sumber perekrutan anggota kelompok ekstremis yang telah dikutuk di seluruh dunia, yaitu Negara Islam Irak dan Suriah atau ISIS.
Masid tersebut, menurut SMH, adalah masjid al-Fataa, yang berada di di kawasan elit tempat para mantan presiden pernah bermukim dan juga tak jauh dari gedung Kementerian Pertahanan. Masjid itu juga tak jauh dari Kedutaan Besar Australia dan pemukiman karyawan Kedutaan Besar AS.
SMH mengutip liputan Faifax Media, yang memperoleh rekaman video eksklusif dari analis terorisme Indonesia, Noor Huda Ismail. Dalam video tersebut tampak sekelompok orang dalam al-Fataa mengucap janji setia kepada pemimpin ISIS, yang disebut Khalifah Muslim, yaitu Abu Bakr al-Bahhdadi.
Upacara itu, dipimpin oleh mantan pengikut ulama ekstremis Abu Bakar Bashir, Fauzan al-Anshori. Tampak orang-orang berkumpul di lingkaran yang ketat, tangan mereka terjalin di tengah dan mereka melafalkan Bayat, atau janji, dalam campuran bahasa Indonesia dan bahasa Arab.
Para pemuda itu mengucapkan sumpah pengabdian kepada Sheikh Ibrahim bin Awad bin Ibrahim al-Husseini al-Quraisy, nama resmi dari Baghdadi.
Ini bukan kali pertama para perekrut anggota ISIS hadir di masjid itu. Ulama radikal dan pengikut ISIS, Syamsuddin Uba, menurut SMH, telah menjadi pengunjung tetap masjid itu, memimpin pawai para jihadis membawa bendera ISIS melintasi jalan-jalan di Jakarta. Dia seharusnya berkhotbah di sana pekan ini, seandainya ia tidak ditangkap pekan lalu di kawasan timur Indonesia.
Namun, pegawai masjid al-Fataa, Farihin, kepada Fairfax Media membantah dia mendukung ISIS. Dia juga mengatakan tidak tahu menahu mengenai ISIS.
Meski begitu, ia mengakui spanduk pro-ISIS memang dipasang di luar masjid sampai pemerintah memaksa mereka untuk menurunkannya sekitar sebulan yang lalu. Ia juga mengakui pendukung ISIS diperbolehkan untuk memimpin kelas agama di sana.
"Siapa pun bisa datang ke sini selama ritual mereka sesuai dengan syariah," katanya. "Kegiatan-kegiatan itu hanya respon terhadap apa yang terjadi di Timur Tengah."
Farihin menyangkal bahwa perekrutan ISIS berlangsung di masjid al-Fataa, namun, ketegasan bantahan itu disela oleh Budi Waluyo, yang secara sukarela mengaku pendukung ISIS dan menjelaskan bagaimana perekrutan bekerja.
"Banyak sekali orang yang tertarik pada ISIS sejak kekhalifahan dinyatakan oleh Sheikh al-Baghdadi [pada bulan Juni tahun lalu]," kata dia. "Mereka ingin tahu dan datang untuk mendengarkan. Mereka memiliki berbagai tingkat pemahaman dan pengetahuan tentang Al-Quran."
"Beberapa di antara mereka benar-benar mendalami doktrin. Kemudian kami membicarakan hal-hal yang berbeda seperti bagaimana untuk mengumpulkan dana. Kelompok-kelompok itu kemudian menjadi lebih kecil dan lebih kecil lagi dan hanya beberapa yang diminta untuk membuat Bayat itu," kisah Budi Waluyo.
Sebuah proses seleksi yang ketat harus diselesaikan sebelum seseorang dapat melakukan perjalanan ke Suriah, ia menambahkan.
Masjid Al-Fataa dapat dipastikan berada dalam radar pengawasan dari badan-badan keamanan Indonesia, tetapi kenyataan bahwa aktivitas pro ISIS terjadi secara terbuka di sana, tepat di sebelah Kementerian Pertahanan, menurut SMH, merupakan indikasi dari apa yang banyak analis percaya merupakan respon yang tidak memadai oleh pemerintah Indonesia terhadap meningkatnya ancaman keamanan.
Sebagaimana di Australia, ketakutan yang muncul atas fenomena seperti adalah semakin banyaknya orang Indonesia yang pergi ke Suriah dan Irak bergabung dengan ISIS, lalu kemudian kembali ke Indonesia dan memulai aksi terorisme.
SMH menyebutkan bahwa ribuan orang Indonesia diyakini telah membuat janji kesetiaan kepada ISIS di masjid, musala, rumah dan penjara di seluruh Indonesia.
Setidaknya 300 orang, dan mungkin sebanyak 700 orang Indonesia telah melakukan perjalanan ke Suriah dan Irak untuk bergabung ISIS.
Menurut Budi, ada lebih dari 300 orang Indonesia dengan paspor lengkap sudah siap untuk berangkat.
"Ini bukan hanya orang biasa," katanya. "Pegawai negeri sipil, polisi, [militer] TNI juga."
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...