Media Internasional Menyoroti Penolakan Miss World 2013
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Banyak media internasional menyoroti penolakan penyelenggaraan Miss World 2013 di Indonesia oleh ulama dan organisasi Islam garis keras. Media internasional sepert washingtonpost.com asal AS, theguardian.co.uk dari Inggris, dan alarabiya.net asal Arab Saudi, rutin memberitakan protes tersebut.
Washingtonpost.com memberitakan penolakan dari FPI. Bahwa FPI akan bergerak membubarkan acara bila tetap diselenggarakan. "Miss World hanya alasan untuk memamerkan tubuh perempuan," kata Riziek Shihab seperti kutipan di Washington Post edisi 4 September. "Kita berkewajiban untuk membubarkan jika pemerintah membiarkan diadakan di Indonesia."
Media asal Arab Saudi alarabiya.net di edisi 5 September memberitakan protes dari Hisbut Tahrir Indonesia (HTI). Alarabiya.net mengutip pernyataan juru bicara HTI, Honriani Nasution mengatakan bahwa pihaknya telah "mengirim utusan untuk menyampaikan penolakan penyelenggaraan Miss World 2013 dan kontes lain yang sejenis dan mendesak pemerintah untuk segera menerapkan hukum Islam, karena hanya di bawah nilai-nilai Islam perempuan menjadi terhormat.
Sementara theguardian.co.uk menceritakan maraknya aksi protes dari kelompok Islam garis keras di kota besar seluruh Indonesia mulai dari Jakarta, Surabaya, Bandung, Medan, Pekanbaru, dan Makassar.
Di edisi 5 September theguardian.co.uk mengutip komentar Hary Tanoesoedibjo pemilik MNC sebagai penyelenggara Miss World 2013 mengatakan tidak mungkin membatalkan kontes atau memindahkan lokasi, karena pemerintah telah memberikan jaminan keamanan.
"Saya kira ada kesalahpahaman. Saya menjamin tidak akan bertentangan dengan budaya kita. Saya tidak setuju jika ada bikini," kata Hary Tanoesoedibjo.
Media Internasional memberitakan hampir semua perkembangan penolakan penyelenggaraan Miss World 2013 ini. Dari fatwa MUI, Penolakan FPI, permintaan Menteri Agama Suryadharma Ali supaya panitia memenuhi fatwa MUI, protes HTI dan juga aksi penolakan dari Lembaga Persahabatan Ormas Islam (LPOI).
"Untuk Indonesia, kami rancang sebagai pengganti adalah pakaian pantai yang sesuai adat Bali. Itu sangat indah dan saya sangat senang dengan itu," kata Julie Morley kepada Associated Press. Julie Morley adalah ketua penyelenggara acara berkantor pusat di London itu. "Saya tidak berpikir Indonesia adalah satu-satunya negara yang memiliki budaya itu.Tapi, kami ingin bekerja dengan cara yang hormat kepada setiap negara," kata Morley.
Menurut Huffington Post, media Inggris. Indonesia, secara tradisional negara sekuler dengan berpengaruh Kristen, Hindu dan minoritas Budha. Indonesia makin menuju garis keras dalam beberapa tahun terakhir, dengan dorongan peningkatan kepatuhan terhadap Syariah. Undang-undang kontroversial telah dilaksanakan termasuk undang-undang yang melarang pornografi. Namun undang-undang itu telah digunakan untuk menyerang siapa pun dianggap menghujat, termasuk anggota komunitas Gay, Lesbian, Biseksual dan Transgender (LGBT). Lady Gaga, yang dicap sebagai "penyembah setan" oleh Islamis, terpaksa membatalkan konser dijadwalkan Mei 2012 di tengah kekhawatiran keamanan setelah diprotes kelompok-kelompok agama.
Pada 2002, 202 orang tewas ketika para anggota Jemaah Islamiyah, sebuah kelompok Islamis garis keras, mengebom sebuah bar di kota Bali Kuta. Bom yang ditargetkan pada wisatawan, menewaskan 88 warga Australia, 38 Indonesia, 27 warga Inggris, 7 orang Amerika, dan 6 warga Swedia.
Penyakit Pneumonia Terus Menjadi Ancaman bagi Anak-anak
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM-Wakil Menteri Kesehatan, Dante Saksono Harbuwono, mengatakan, pneumonia ser...