Media Itu Tidak Bisa Netral
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Idealnya media itu sebagai wahana pendidikan politik bagi masyarakat menjelang Pemilu 2014. Teori klasik yang masih berlaku bahwa masyarakat seringkali pasrah mengambil keputusan berdasarkan nalar dan logikanya sendiri. Padahal masyarakat mengambil keputusan itu direkayasa media sebelumnya.
“Ada prakondisi yang dilakukan media agar masyarakat berperilaku seperti yang sudah dibayangkan. Itu kehebatan media.” Kata Pemimpin Redaksi Rakyat Merdeka Online Aldi Gultom di diskusi ‘Peran Media Mencerdaskan Masyarakat dalam Pemilu 2014’ di sebuah kafe di Jakarta Pusat pada hari Senin (7/10).
Aldi Gultom menyitir pendapat ahli linguistik dan filsuf analisis Noam Chomsky yang mengatakan bahwa ada dua kelompok media yang menguasai media sekarang. Yaitu kelompok yang sedang berkuasa dan kelompok pemodal pebisnis besar. Menurut Aldi Gultom, faktanya memang seperti yang dikatakan Noam Chomsky dan itu masih berlaku hingga hari ini.
Media yang dikuasai kelompok yang sedang berkuasa dan kelompok pemodal pebisnis besar untuk menjadi media yang ideal dan diidam-idamkan masyarakat butuh proses panjang. Sementara media untuk menjadi netral proses yang tidak mungkin.
“Kalau dibilang media harus netral, saya mengatakan media itu tidak bisa netral dan tidak boleh dibiarkan netral. Media yang netral itu ditakutkan akan terjebak pada pembiaran fakta.” Kata Aldi Gultom.
Diskusi publik ini diadakan Jaringan Insan Muda Indonesia bekerjasama dengan Indo Warta.
Editor : Sabar Subekti
Prasasti Batu Tertua Bertuliskan Sepuluh Perintah Tuhan Terj...
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Prasasti batu tertua yang diketahui yang bertuliskan Sepuluh Perintah Tuha...