Media Kristen Harus Mampu Menjangkau ke Luar Batas
"Website Anda jangan hanya menjangkau gereja Anda."
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Media berciri Kristen yang dimiliki berbagai denominasi gereja saat ini harus mampu menjangkau masyarakat luas, tidak hanya sebatas umat Kristen.
“Tujuan dari gereja untuk membuat media, atau website, sesungguhnya Anda harus sadar dulu bahwa dia memiliki fungsi me-reach out (menjangkau) banyak orang, dan jangan hanya komunitas Anda saja,” kata Johanes Octavianus dari Christian Vision Indonesia, di hadapan para peserta Seminar dan Workshop bertajuk Innovative Through Media with Passion and Action, yang digelar di Gedung Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Kristen Indonesia (UKI), Jakarta Timur, Sabtu (28/3).
Johannes menyebut gereja saat ini berlomba-lomba membuat website, tetapi dia menilai situs resmi sebuah gereja tidak jauh berbeda dengan warta jemaat yang dibagikan setiap minggu.
Christian Vision adalah organisasi keagamaan internasional Kristen yang berpusat di Inggris, didirikan pada tahun 1993. Organisasi ini terdaftar sebagai lembaga amal di bawah hukum Inggris.
Salah satu alasan yang menurut dia sangat mendasar dari sebuah lembaga Kristen atau gereja mendirikan sebuah website atau fan page resmi di facebook adalah Matius 28: 19-20 yang berkata, Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman. (Alkitab terbitan Lembaga Alkitab Indonesia).
Sesuai dengan kutipan Matius 18:19-20 Johanes menjelaskan dia tidak ingin memberi kesan bahwa media Kristen hanya layak ditonton umat Kristen dan Katolik, namun umat beragama apa pun dapat menonton media Kristen dan mengetahui tentang kasih.
“Kemarin (seminar hari pertama) teman-teman menyimak bahwa apa yang ada dalam media sebenarnya menjadi sebuah kekuatan yang baik dan dapat membuat sebuah visi dunia yang baru,” Johanes menambahkan.
Johanes menyebut pada masa muda dia hanya berpikir kalau bisa menjadi berkat itu baik, tetapi dia kemudian berintrospeksi seiring bertambah usia.
“Anda semua yang hadir saat ini beruntung lahir di zaman dimana teknologi menjadi nomor satu karena dengan memposting hal-hal yang positif dan bermanfaat kamu bisa menjadi berkat bagi banyak orang,” kata Johanes.
Johanes menyebut bahwa media adalah alat yang paling powerful dan indah untuk menguasai dunia oleh karena itu dia berpesan kepada para peserta seminar. “Kalau teman-teman sering bikin film, terus postingan lainnya yang sering dimuat ke medsos (media sosial), tujuannya adalah reachout (menjangkau) banyak pihak, karena itu website Anda jangan hanya menjangkau gereja Anda,” Johanes menambahkan.
Johanes mengemukakan apabila ada banyak anggapan dari orangtua bahwa media sosial dewasa ini menggambarkan sesuatu yang buruk, generasi muda saat ini harus berani mengubah stigma tersebut dengan memposting sesuatu hal yang bermanfaat bagi banyak orang dan memuliakan Tuhan.
“Kenapa internet berpengaruh sangat luar biasa? Sekarang setiap hari bangun pagi kita bukan doa pagi, tetapi kita langsung update status di twitter, facebook, atau path.Artinya ketika internet benar-benar merajai, dan internet membuat kita menjadi egosentris, atau bisa kita katakan it’s all about me, maka keadaannya bahaya,” Johannes menjelaskan.
Editor : Eben Ezer Siadari
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...