Sammaria Simanjuntak Analogikan Peran Sutradara dengan Yesus
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Tuhan Yesus yang mengatur kehidupan di dunia ibarat membuat sebuah skenario besar dalam diri manusia. Tugas membuat skenario dalam kehidupan sehari-hari itu identik dengan pekerjaan seorang sutradara yang juga menentukan sebuah film laku di pasaran atau tidak. Hal tersebut yang dialami Sammaria Simanjuntak, sutradara muda Indonesia.
“Kenapa saya menjadi sutradara, padahal saya lulusan jurusan Arsitektur ITB (Insitut Teknologi Bandung) mungkin salah satunya karena banyak baca Alkitab terus jadi sutradara. Selain itu menurut saya, apa yang ada di dalam Alkitab itu kan sebagian besar kisah (story) dan menjadi seorang sutradara layaknya menjadi seorang storyteller (wiracarita) seperti Yesus,” kata Sammaria Simanjuntak, sutradara muda Indonesia di hadapan para peserta seminar seminar dan workshop bertajuk Innovative Through Media with Passion and Action, yang digelar di Gedung Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Kristen Indonesia (UKI), Jakarta Timur, Jumat (27/3).
Sammaria mengandaikan dengan nada berseloroh di hadapan para peserta seminar, andai Yesus hidup di tahun 2015 dia akan menjadi sutradara, karena menurut dia, sepanjang kehidupan Yesus banyak mengurai Firman Tuhan yang berbentuk cerita dan narasi.
Setelah lulus kuliah di bidang arsitektur, dan diharapkan bekerja sebagai arsitek di Singapura oleh ibunya, perempuan kelahiran 1983 ini malah menekuni dunia film. Restu orang tua akhirnya didapat setelah Sammaria berhasil membawa filmnya ‘Demi Ucok’ masuk dalam delapan nominasi Festival Film Indonesia 2012.
‘Demi Ucok’ tiba-tiba saja melambungkan namanya dalam industri film Tanah Air. Betapa tidak, karyanya ini berhasil menyabet 8 sekaligus nominasi dalam Festival Film Indonesia (FFI) 2012. Film ‘Ucok’ mendapat apresiasi yang tak terduga, apalagi film ini tidak dibintangi oleh artis ternama.
Saat kali pertama masuk menjadi sutradara bukan pekerjaan mudah baginya dan kala itu hingga saat ini dia rutin berdoa, karena dalam arti yang sangat luas, berdoa sama artinya dengan memiliki waktu pribadi dengan Tuhan untuk memberi semangat melakukan hal-hal yang baru.
Sammaria mengemukakan bahwa sempat ada perasaan minder masuk dalam dunia selebriti yang benar-benar baru dan dia harus memulai dari nol.
“Di situ terkadang muncul perasaan intimidated dan membuat kita menjadi seseorang yang sangat berbeda,” kata Sammaria.
Sammaria mensyukuri hobi sejak kecil yakni gemar membaca Alkitab, dan semakin dia dewasa semakin menyadari kesuraman dunia, dan kehidupan di dunia tidak semudah yang dia kira.
“Saya percaya dengan agenda dan angan-angan pribadi setiap orang, dan kita yang ada disini masing-masing percaya kalau menjadi arsitek sebenarnya pekerjaan yang bagus dengan masa depan cerah. Tetapi saat ditanya mau bikin bangunan apa, saya ikut bos aja, (Sedangkan bila menjadi sutradara, red) kalau ditanya saya siap bikin film apa, saya bisa seharian nggak berhenti ngomong tentang film,” kata dia.
Sammaria memberi pilihan kepada para peserta seminar apakah ingin menjadi individu dalam kategori you are good because you like it,atau individu you like it because you are good .
Editor : Eben Ezer Siadari
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...