Media Sosial Penting bagi Penyandang Disabilitas
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Mahasiswa master bidang Kebijakan Publik Flinders University Australia, Cucu Saidah menilai media sosial sangat penting bagi penyandang disabilitas. Melalui media sosial, penyandang disabilitas dapat mengungkapkan eksistensi dirinya dan memanfaatkan jaringan secara luas.
"Mulai banyak penyandang disabilitas yang memanfaatkan social media untuk mengungkapkan eksistensi mereka. Di media sosial mereka punya akses berteman, punya jaringan, bisa dapat pekerjaan, dan bahkan bisa melakukan bisnis," kata Cucu Saidah di Konferensi Internasional Pelajar Indonesia (KIPI) 2016, hari Sabtu (23/4) di Flinders University, Australia Selatan.
Melalui rilis panitia KIPI 2016 hari Minggu (24/4), sebagai peserta KIPI2016 yang dihadiri pelajar Indonesia dari berbagai negara seperti Mesir, Eropa, Amerika, Jepang, India, Cucu Saidah aktivis sekaligus penyandang disabilitas asal Indonesia membawakan materi dengan tema "Social Media and Disability".
"Telah banyak perubahan terjadi di Indonesia berkat berkembangnya media sosial dan bagaimana para penyandang disabilitas memanfaatkannya," lanjut Cucu di hadapan peserta konferensi yang digelar selama dua hari, 22-23 April 2016.
Untuk itu pula, dalam konferensi yang bertema Digital Society towards the New Millenium: Maximising Opportunities, Cucu mengapresiasi peran media sosial di Indonesia yang selama ini telah menjadi wadah baginya untuk mengkampanyekan hak-hak disabilitas.
Namun menurut Cucu, media sosial masih belum banyak mempengaruhi kebijakan pemerintah Indonesia agar lebih ramah terhadap hak-hak penyandang disabilitas. Cucu berharap dengan berbagai bentuk kampanye yang tengah dilakukan kalangan disabilitas di media sosial, pemerintah Indonesia benar-benar mulai mengembangkan kebijakan yang inklusif sehingga penyandang disabilitas atau warga yang berkebutuhan khusus terakomodir dalam mengakses hak-haknya.
"Pemerintah harus pikirkan aturan yang inklusif dengan mengadopsi konvensi hak-hak disabilitas. Untuk itu pula dibutuhkan Undang-Undang yang mampu menerjemahkan tanggung jawab negara dalam menjamin dan memenuhi hak-hak disabilitas dalam segala aspek. Sehingga, penyandang disabilitas tidak terisolasi," kata Cucu.
Sejak awal tahun ini tinggal di Negeri Kanguru, Cucu mengaku merasakan sekali keterbukaan akses bagi penyandang disabilitas di Australia.
"Saya kemana pun bisa sendirian. Bisa ke kampus dan ke tempat-tempat publik dengan naik kereta dan bus tanpa kesusahan. Ini yang perlu dicontoh oleh pemerintah Indonesia," terang Cucu.
Kendati demikian, Cucu juga realistis. Baginya, membandingkan Australia dan Indonesia tidaklah adil.
"Setidaknya pemerintah pusat perlu mencontoh inisiatif-inisiatif kebijakan Pemerintah DKI Jakarta dan Bandung yang sudah mulai memperhatikan para penyandang disabilitas," kata dia.
â
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...