Megawati: Pembangunan di Indonesia Seperti Tarian Poco-poco
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan, Megawati Soekarnoputri, menilai pembangunan di Indonesia berlangsung seperti Tarian Poco-poco, bergerak maju kemudian mundur kembali.
Menurut Megawati Indonesia seharusnya mampu merancangan konsep pembangunan nasional jangka panjang hingga 100 tahun mendatang. Menurut dia, sudah saatnya Indonesia memiliki sebuah haluan pembangunan nasional di segala bidang kehidupan negara dan masyarakat.
Megawati menambahkan, haluan pembangunan nasional itu harus mampu secara serentak membangun bidang ekonomi, politik, sosial, pendidikan, kebudayaan, dan spiritual. Seluruhnya, harus dalam satu integrasi dan sinergitas antarpulau, antardaerah, untuk menjadi Indonesia raya.
“Pembangunan di Indonesia ini seperti tari poco-poco, bergerak maju kemudian mundur kembali. Indonesia seharusnya merancang konsep pembangunan nasional jangka panjang. Bahkan seharusnya, mampu merancang sampai seratus tahun ke depan,” kata Megawati saat berpidato dalam acara Pembukaan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) I PDI Perjuangan di Jakarta Intenasional Expo, Kawasan Kemayoran, Kota Jakarta Pusat, hari Minggu (10/1).
Megawati menjelaskan, dasar pemikirannya itu setelah melihat era otonomi daerah yang berjalan di Indonesia, dimana ada realitas perkembangan dan pelaksanaan otonomi daerah yang perlu dicermati. Sebab, kata dia, Indonesia bukan negara federal, Indonesia adalah negara kebangsaan republik yang demokratis, dari Kota Sabang sampai Merauke.
“Marilah dibayangkan Indonesia bagaikan sebuah lukisan. Lukisan yang ada dalam satu bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia. Tetapi lukisan itu ibarat puzzle-puzzle yang tidak bisa sungguh-sungguh bersatu. Mengapa hal itu bisa terjadi? Konsep dan strategi pembangunan yang dijalankan di tiap daerah berangkat dari visi misi yang berbeda beda. Berbeda di setiap kabupaten dan kota, dan berbeda pula di setiap propinsi. Bahkan, sering terjadi adanya perbedaan kebijakan dengan tingkat pusat,” katanya.
Megawati menilai Indonesia hanya bisa lahir dengan perencanaan menyeluruh, perencanaan yang tidak berdiri sendiri dan tidak hanya diletakkan hanya untuk waktu lima tahun. Pembangunan semesta membutuhkan perencanaan semesta untuk melihat Indonesia secara utuh dan memotret Indonesia yang tidak tercerai-berai.
“Artinya, perencanaan yang dibuat tidak untuk meniadakan nilai-nilai kearifan lokal dan potensi di masing-masing daerah. Bahkan sekiranya diperlukan, pengalaman dalam pembangunan di luar negeri, dapat diselaraskan dan dipadukan untuk kepentingan dalam negeri,” katanya.
Rakernas PDIP
Rakernas I PDI Perjuangan akan berlangsung pada tanggal 10 hingga 12 Januari 2016 di Jakarta Intenasional Expo, Kawasan Kemayoran, Kota Jakarta Pusat. Peserta Rakernas I adalah jajaran pengurus struktural Partai dari tingkat Dewan Pimpinan Daerah (DPD) dan Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PDI Perjuangan se-Indonesia, badan-badan dan sayap partai, anggota Fraksi PDI Perjuangan DPR Rerpublik Indonesia, para pemimpin DPR Daerah dan kepala daerah, baik dari tingkat provinsi maupun kabupaten/kota.
Rakernas I PDI Perjuangan mengusung tema “Mewujudkan Trisakti Melalui Pembangunan Nasional Semesta Berencana untuk Indonesia Raya”. Makna yang terkandung dalam tema tersebut yakni, PDI Perjuangan mengajak segenap kalangan, baik kalangan internal partai serta seluruh elemen bangsa dan negara untuk memikirkan ulang konsep sistem bernegara. Di era reformasi sekarang ini, PDI Perjuangan memandang negara tidak lagi memiliki haluan negara karena kewenangan Majelis Permusyaratan Rakyat untuk menyusun dan menetapkan Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN), karena telah dihapuskan melalui amandemen Undang-undang Dasar (UUD) 1945 padatahun 2002 yang lalu.
Tema Rakernas tersebut muncul sebagai wujud keprihatinan PDI Perjuangan atas pola pembangunan nasional yang jauh dari prinsip keberlanjutan. PDI Perjuangan prihatin melihat perkembangan ketatanegaraan di Indonesia saat ini di mana setiap lembaga negara berjalan sendiri-sendiri. Pemerintah pusat dan daerah seolah berjalan sendiri-sendiri, tidak terjalin keterpaduan program yang sinkron di antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah. Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM Nasional) yang berdurasi lima tahunan masih terlalu berorientasi pada subyektif rezim Pemerintahan yang sedang berkuasa.
Wakil Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan, Ahmad Basarah, menjelaskan, melalui rakernas kali ini, PDI Perjuangan akan merumuskan dan menyusun konsep dasar Pembangunan Nasional Semesta Berencana (PNSB) sebagai sebuah landasan konstitusi bagi rekonstruksi ketatanegaraan Indonesia sehingga bangsa dan negara Indonesia kembali memiliki Haluan Negara. Dalam forum rakernas, hal tersebut akan dibahas di Komisi I.
Selain itu, di Komisi II akan dibahas tentang sinergi Tiga Pilar Partai yang akan membahas dan merumuskan program-program kerakyatan yang akan diimplementasikan oleh para petugas Partai yang duduk di struktur Partai, Eksekutif, dan Legislatif. Di Komisi III, akan dibahas evaluasi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Serentak tahun 2015 dan proyeksi Pilkada Serentak tahun 2017 dan 2018.
“Kemudian di Komisi IV akan dibahas dan dirumuskan program-program pembangunan nasional yang akan disinergikan dengan pembangunan di Daerah, khususnya yang dipimpin oleh Kepala Daerah dari PDI Perjuangan,” kata Basarah.
Editor : Bayu Probo
Daftar Pemenang The Best FIFA 2024
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Malam penganugerahan The Best FIFA Football Awards 2024 telah rampung dig...