Meksiko Terima 86 Jurnalis dari Afghanistan
MEXICO CITY, SATUHARAPAN.COM - Meksiko menerima 86 pekerja media dan anggota keluarga mereka dari Afghanistan, kata pemerintah pada Minggu (29/8).
Semakin banyak orang yang meninggalkan Afghanistan setelah pengambilalihan kekuasaan oleh kelompok militan Taliban pada awal Agustus.
Sebagian besar orang yang tiba dengan penerbangan terakhir bekerja untuk The Wall Street Journal di Afghanistan, kata pemerintah Meksiko dalam sebuah pernyataan.
Mereka tiba di bandara internasional Mexico City sebagai kelompok ketiga sejak evakuasi besar-besaran dimulai.
Meksiko menyebut penerimaan orang-orang dari Afghanistan sebagai "keputusan politik" yang dilakukan dengan kepatuhan penuh pada tradisi sejarah bantuan kemanusiaan.
"Pemerintah Meksiko ... menegaskan kembali kesediaannya untuk memberikan perlindungan dan bantuan untuk alasan kemanusiaan - dalam kapasitasnya - kepada orang-orang dari Afghanistan, yang kehidupan dan integritasnya dalam bahaya," kata pernyataan pemerintah Meksiko.
Pekan lalu, Meksiko menerima 124 pekerja media dan anggota keluarga mereka dari Afghanistan, termasuk wartawan New York Times.
Seorang juru bicara Dow Jones tidak segera menanggapi permintaan komentar di luar jam kerja tetapi kelompok itu sebelumnya mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa, bersama dengan organisasi berita lainnya, Dow Jones "berkomitmen untuk memastikan keselamatan jangka panjang dari warga Afghanistan yang mempertaruhkan segalanya untuk mendukung jurnalisme".
Dow Jones Industrial Average adalah salah satu indeks pasar saham yang didirikan oleh editor The Wall Street Journal dan pendiri Dow Jones & Company -- Charles Dow.
Dalam dua minggu terakhir Amerika Serikat dan para sekutunya telah membawa sekitar 114.400 orang keluar dari Afghanistan, termasuk warga negara asing dan warga Afghanistan yang rentan yang takut akan mengalami penganiayaan di bawah pemerintahan Taliban. (Reuters)
Pemerhati Lingkungan Tolak Kekah Keluar Natuna
NATUNA, SATUHARAPAN.COM - Pemerhati Lingkungan di Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau (Kepri) menolak h...